Pada tahun 1969, US Departement of Defense mengembangkan dan mengujicoba jaringan internet untuk pertama kali dalam proyek ARPANet (Advanced Research Project Network). ARPANet merupakan proyek departemen pertahanan Amerika Serikat (kemiliteran). Kemudian Tim Berners Lee dan staf ahlinya di laboratorium CERN (Conseil European pour la Recherche Nucleaire) merancang World Wide Web (WWW) pada tahun 1991 di Jeneva Swiss dan semakin berkembang hingga saat ini.
Faktor yang mendorong revolusi internet adalah daya tarik internet itu sendiri, yaitu: communication, information retrieval dan information search.Selain itu, internet juga menawarkan kemampuan berkomunikasi secara elektronik (via e-mail, chatting, dll) yang relatif mudah, murah, bahkan dapat dilakukan kapanpun selama 24 jam.
Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap dunia jurnalistik. Singkatnya, pada Oktober 1993 University of Florida meluncurkan situs Web untuk pertama kalinya. Pada 8 Desember 1993 disusul oleh New York Times yang meluncurkan artikel pertama ke dalam Web. Kemudian pada 19 Januari 1994 surat kabar di California, Palo Alto Weekly untuk pertama kalinya menerbitkan berita ke Web dan rutin dilakukan dua kali dalam seminggu. Setelah itu, surat kabar lainnya menyusul untuk mengimbangi perkembangan teknologi pada tahun-tahun berikutnya.
Di Indonesia, internet bermula pada tahun 1990-an. Pada tahun 1994, jasa layanan internet komersil pertama berdiri yaitu Indonet. Kemudian internet mulai meramaikan publik setelah berdirinya Indonet. Pada 17 Agustus 1994, media pertama yang hadir di internet yaitu Republika Online (www.republika.co.id). Disusul oleh tempo yang mendirikan tempointeraktif.com (sekarang www.tempo.co) ditahun yang sama. Namun, pada 1996 awak tempo terpaksa harus menganggur dikarenakan majalah meraka yang dibredel rezim orde baru. Pada 2 September 1996 Bisnis Indonesia juga mendirikan situsnya. Tidak hanya di Jakarta, pada 11 Juli 1997 Harian Waspada di Sumatera Utara meluncurkan Waspada Online (www.waspada.co.id). Setelah itu, muncul Kompas Online (www.kompas.com) pada 22 Agustus 1997. Selanjutnya, pada 9 Juli 1998 www.detik.com diluncurkan. Detik.com muncul sebagai media online otonom, tidak ada media cetak yang mengindukinya.
Media-media inilah yang merupakan generasi pertama media online di Indonesia. Isi berita yang dimuat di situs pun hanya memindahkan tulisan di media cetak ke internet, kecuali tempointeraktif karena tidak lagi memiliki edisi cetak.
Pada akhir 1990-an, dunia dilanda booming dotcom dan Indonesia tak lepas dari pengaruh gelombang baru ini. Situs-situs lokal mulai bermunculan satu per satu, termasuk situs-situs berita. Beberapa situs berita yang lahir pada era ini, antara lain: astaga.com, satunet.com, lippostar.com, kopitime.com dan berpolitik.com. para pemilik situs-situs berita ini pun adalah para pemodal berkantong tebal.
Euforia online di tanah air tidak bertahan lama. Kegairahan media-media online baru dengan kucuran dana besar dari para investornya ternyata tidak diimbangi dengan pertumbuhan bisnis yang baik. Memasuki tahun 2002, satu per satu pula media-media online tersebut berguguran dengan alasan tak mampu mengongkosi biaya operasional.
Meski dilanda krisis, detik.com tetap bertahan walaupun harus melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah karyawan. Dua media online yang juga bertahan dari krisis adalah kompas.com dan tempointeraktif.com. Dua media online ini mampu bertahan dari krisis karena ditopang kokoh oleh media induknya yang berbasis cetak.
Kompas.com yang pada saat itu di-branding sebagai Kompas Cyber Media atau KCM terus dipertahankan meski perputaran roda bisnis terasa berat. Republika.co.id juga bertahan bahkan memperbaiki penampilannya pada 2003. Meski belum memiliki prospek bisnis, sejumlah media cetak pun masih mempertahankan situs mereka seperti suarapembaruan.com, mediaindonesia.com dan bisnis.com.
Awal 2003, muncul www.kapanlagi.com yang didirikan oleh Steve Christian bersama seorang rekannya yang baru pulang kuliah dari Australia. Tahun 2012 Steve mencoba peruntungan baru dengan membangun situs berita yang lebih "serius" yaitu www.merdeka.com.
Memasuki tahun 2006, grup PT Media Nusantara Citra (MNC) yang memiliki tiga stasiun televisi yaitu RCTI, Global TV, dan TPI, juga mendirikan situs www.okezone.com pada tahun 2007. Disusul oleh www.vivanews.com yang diluncurkan pada Desember 2008 oleh Grup Bakrie. Vivanews.com merupakan konsep media online yang dibentuk oleh empat orang wartawan Tempo, yang awalnya ditawarkan kepada Tempo namun tak mendapat respons yang memadai.
Melihat persaingan yang semakin ketat, Kompas.com pun melakukan perubahan besar pada situsnya pada tahun 2008. Situs yang dulu hadir dengan nama Kompas Cyber Media atau KCM lahir kembali dengan branding Kompas.com. Perubahan signifikan dari "media baru" ini adalah mempraktikkan langkah sinergi dengan menkonvergensikan sejumlah media di bawah Grup Kompas Gramedia ke dalam Kompas.com.
Grup Tempo yang memiliki Tempointeraktif.com juga menggarap serius situsnya sejak tahun 2008, dengan menambah staf dan format baru. Karena nama Tempo.com sudah ada yang punya, disinilah awal munculnya peralihan dari www.tempointeraktif.com menjadi www.tempo.co.
Selepas 2003, situs-situs berita yang mewarnai tanah air menjadi lebih atraktif. Seiring perkembangan teknologi internet yang hadir dengan web 2.0-nya, situs-situs tersebut mulai membuka ruang interaksi antar pembaca di situs mereka. Seperti kolom komentar dan atau tersedia pula ruang diskusi dalam forum. Partisipasi pembaca diberi ruang lebih luas dalam layanan blogging, misalnya Detik.com menyediakan detikblog, sementara Kompas.com membuka Kompasiana.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H