minggu lalu, saya memacu kendaraan saya lebih pagi. Tujuannya, kantor kementerian kesehatan di Kuningan untuk mengikuti olahraga bersama Menteri kesehatan. Jam menunjukkan 7.10 ketika saya sampai di halaman Kantor Kemenbterian Kesehatan, acara olahraga sudah dimulai. Sayapun bergegas untuk memarkir kendaraan dan segera bergabung, setelah tidak lupa diberi seragam warna merah bertuliskan Germas.
Olahraga Aerobik ini cukup menguras keringat, meski saya hanya dapat mengikuti sekitar 50 menit, karena ternyata sudah dimulai sebelum pukul 7.00 pagi. Beberapa kelompok karyawan dan pengunjung tergabung dalam beberapa kegiatan seperti Pingpong, jalan sehat dan senam. Ibu Menteri tampak di bagian depan bersama karyawan mengikuti senam aerobik.
Meski saya cukup sering olahraga jalan kaki mengelilingi kompleks perumahan, olahraga senam aerobik ini sedikit berbeda karena melibatkan seluruh anggota badan mulai dari kaki, punggung sampai kepala. Rasa segarpun timbul setelah mengikuti senam. Di sudut-sudut lapangan disusun bangku dan meja untuk pemeriksaan kesehatan bagi karyawan dan pengunjung yang mau memeriksakan tensi, timbang berat  badan dan pemeriksaan darah. Rupanya setelah senam aerobik akan dilakukan jalan kaki dan lari mengelilingi gedung Kementerian yang cukup luas. Pemeriksaan dilakukan agar dapat diseleksi peserta mana yang boleh ikut lari atau cukup jalan kaki. Sayang tensi saya terlalu tinggi 110-160, sehingga disarankan untuk jalan kaki saja.
Setelah berolahraga, Menteri Kesehatan Nila Moeloek didampingi Sekre
Menteri Kesehatan Nila Moeloek menerangkan meningkatnya kematian  akibat penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, hipertensi, hingga kanker di Indonesia lebih banyak diakibatkan pola hidup yang tidak sehat. Dari data Riskesdas 2015, anggaran BPJS Kesehatan sebesar Rp 5,462 triliun habis untuk menanggung klaim bagi pasien penyakit jantung; Rp 1,6 triliun untuk pasien gagal ginjal; dan Rp 1,3 triliun untuk pasien kanker, dengan total mencapai Rp 5,85 triliun.
Lebih lanjut Prof. Nila Moeloek, mengatakan satu-satunya yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat adalah perubahan perilaku, dari perilaku hidup yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat. Kemenkes menyebut perubahan perilaku ini dengan nama Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang sudah disosialisasikan sejak April 2016 dan dicanangkan secara serentak di beberapa kota, antara lain Bantul, Batam, Jambi, Padang Pariaman, Pandeglang Banten, Bogor, Purbalingga, Â Surabaya dan Pare-Pare Sulawesi 15 November 2016 lalu.
Program GERMAS secara nasionalbertujuan  antara lain:
1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan;
2. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk
3. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan. Prinsip GERMAS, yaitu Kerjasama multisektor; Keseimbangan masyarakat; keluarga dan individu; Pemberdayaan masyarakat;
4. Penguatan sistem kesehatan; Pendekatan siklus hidup; Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); dan berfokus pada pemerataan layanan.