Mohon tunggu...
Frisch Young Monoarfa
Frisch Young Monoarfa Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Suami, ayah dua anak, pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menggali Potensi Ekowisata Mangrove Karangsong, Indramayu

12 Desember 2016   22:41 Diperbarui: 12 Desember 2016   22:59 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan partisipasi Pertamina melakukan penanaman dan konservasi mangrove di Karangsong ini, diharapkan Karangsong akan menjadi pusat study mangrove dunia. "kalau ada yang ingin meneliti mengenai mangrove, mereka akan melirik Karangsong, karena di Karangsong salah satu pengembangan arboretum mangrove yang cukup lengkap" kata Menteri Siti Nurbaya.

Menyusuri kawasan arboretum pantai  Karangsong

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah acara sambutan dan pemecahan rekor MURI dengan membagikan dan minum secara bersama-sama 1000 botol minuman syrup mangrove, yang diikuti Ibu Menteri Siti Nurbaya, Bupati Indramayu Anna Sophanah, Direktur Pertamina Hulu Bpk Syamsul Alam dan seluruh pengunjung, kami diajak untuk menelusuri kawasan arboretum Karangsong.

Dengan menggunakan perahu-perahu nelayan yang sederhana, kami naik lewat anjungan bambu. Ada 3 darmaga atau anjungan yang kondisinya cukup mendebarkan hati, karena tidak ada alat pengamanan yang memadai. Perahu yang kami tumpangi juga hanya berukuran untuk 10 penumpang dengan atap yang sangat rendah hingga untuk masuk dan keluar kami harus merangkak.

Kawasan Arboretum adalah semacam kebun botani  yang mengkoleksi pepohonan. Dalam kebun botani, tumbuhan koleksi dipelihara dan diberi keterangan nama dan beberapa informasi lainnya yang berguna bagi pengunjung. Di Arboretum Karangsong ini juga dibangun jalan setapak  untuk para pengunjung yang ingin berjalan kaki. Di arboretum Karangsong ditanam setidaknya 23 jenis mangrove yang dipelihara secara baik dan dibudi daya, sehingga selain menjadi kawasan ekowisata, juga dipanen untuk menghasilkan bahan olahan pangan.

Pada hari-hari biasa perahu yang kami tumpangi memasang tariff Rp50 ribu untuk sekali jalan dengan jumlah penumpang maksimum 8-10 orang. Sebuah tarif wisata yang cukup murah karena berarti satu orang hanya dikenai biaya sekitar Rp5000.00. Tetapi uniknya perahu hanya sekali jalan, untuk kembali dari arboretum ke pantai pengunjung harus membayar lagi Rp50.000,00 untuk satu perahu. Menurut salah seorang pengemudi perahu. Satu perahu biasanya diawaki 6-8 orang, dan jika pengunjung ramai, dalam sehari mereka bisa mendapat hasil hingga Rp 2juta. Hasil yang cukup memadai mengingat kawasan ekowisata ini masih dalam pengembangan.

Pembersihan pantai Karangsong dilakukan bersama-sama pihak karyawan Pertamina, masyarakat binaan Jaka Kencana dan para pelajar. Kegiatan pembersihan dari sampah memang bertujuan mengajak dan menginspirasi masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan pantai. Dengan lingkungan yang bersih diharapkan pengembangan potensi lokal yang dapat meningkatkan dan menggerakkan perekonomian masyarakat dapat terus ditingkatkan.

Satu wawasan yang kami dapat setelah mengikuti kegiatan perayaan HUT Pertamina ini adalah masih banyak PR dan pemberdayaan yang dapat meningkatkan ekowisata di Karangsong. Peningkatan infrastruktur seperti dermaga yang layak, yang memiliki pengamanan yang cukup, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir akan keselamatan ketika berwisata. Demikian pula peremajaan perahu yang dapat menarik minat untuk pengunjung seperti perahu kayuh yang tidak perlu menggunakan motor sehingga wisata di Karangsong selain berwisata juga sekaligus berolahraga.

Selain itu pemberdayaan perekonomian melalui produksi bahan olahan makanan dari mangrove perlu ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan, melakukan standarisasi produk olahan sehingga produk yang dihasilkan aman dikonsumsi. Industri kelas menengah yang menggunakan mesin-mesin semi otomatis sudah layak digunakan, mengingat potensi mangrove yang sangat besar.

Setelah jamuan makan siang dengan menu khas makanan Indramayu di Panorama Gambyong, kami dilepas oleh Ibu Dewi sri Utami, selaku tuan rumah dari Pertamina menuju Jakarta. Tidak lupa kami disbekali oleh-oleh khas indramayu.

Sampai jumpa di tour duty blogger di lain acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun