Mohon tunggu...
Frisch Young Monoarfa
Frisch Young Monoarfa Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Suami, ayah dua anak, pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kereta Api, Alternatif Transportasi Massal yang Paling Manusiawi

9 Mei 2016   05:25 Diperbarui: 9 Mei 2016   07:23 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

wefie di stasiun  Maja dokumentasi Elisa Koraag

stasiun-kebayoran2-572f61d62bb0bd3509f04505.gif
stasiun-kebayoran2-572f61d62bb0bd3509f04505.gif
stasiun kebayoran dokumentasi frisch

img-20160507-wa0039-572f62a51093737d09a2bc9e.jpg
img-20160507-wa0039-572f62a51093737d09a2bc9e.jpg
foto bersama blogger di stasiun Parung Panjang dokumentasi Elisa Koraag

Komunitas #Taudariblogger akhirnya mendapat kesempatan untuk mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan stasiun-stasiun kereta yang telah dibangun oleh Ditjen Perkeretaapian (DJKA) Sabtu 7 Mei2016 lalu. Bersama Humas Ditjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Joyce Hutajulu 30 blogger diajak mengunjungi 3 stasiun yang sedang dan sudah dibangun DJKA yaitu stasiun Maja, Parung Panjang dan Kebayoran.

Perjalanan yang dimulai dari stasiun Palmerah, -telah selesai direnovasi dan diresmikan penggunaannya tahun lalu- mengarah ke stasiun terjauh yaitu Maja, di kabupaten Lebak Banten. Perjalanan menempuh waktu kira-kira 1 jam lebih melewati 15 stasiun. Kereta Commuterline yang kami tumpangi cukup padat penumpang mengingat hari libur, sehingga kebanyakan penumpang yang naik dari stasiun Palmerah berdiri.

Stasiun Maja yang terletak di km 62.5 kabupaten Lebak Banten dibangun dengan konsep modern 2 lantai sementara luas bangunan lebih dari 2500m2. Konsep bangunan modern yang cukup luas ini memang terasa mewah dibanding kawasan sekitar yang masih terlihat kumuh. Menurut Joice H, konsep bangunan sengaja dibuat mewah dan modern sesuai permintaan Bupati Lebak yang menginginkan pembangunan stasiun yang megah diharapkan dapat memicu perkembangan wilayah sekitarnya. Meski di daerah sekitar Stasiun Maja masih belum banyak berdiri bangunan pertokoan atau perumahan, diharapkan Stasiun Maja akan menjadi ikon kabupaten Lebak yang dapat mengakselerasi pembangunan wilayah di masa yang akan datang

Bangunan 2 lantai Stasiun Maja memiliki fasilitas lengkap seperti ruang lost and found, toilet, musholla, ruang kesehatan, ruang ibu menyusui, lift penyandang cacat (difabel), ruangan kantor operator PT KAI seperti ruang PPKA dan kepala stasiun, lapangan parkir serta ruang peron yang cukup luas. Ruang peron seluas 2400m2 diharapkan akan menampung lebih dari 4000 calon penumpang. Sayang bangunan yang luas ini belum ditunjang dengan SDM yang memadai sehingga kebersihan serta petunjuk-petunjuk arah masih belum mencukupi. Masih banyak orang yang bertanya arah toilet ataupun pintu masuk/keluar (gate), atau toilet yang tidak berfungsi dan lantai yang becek akibat tumpahan air.

Beberapa persiapan juga dirasakan belum selesai seperti kursi di ruang tunggu yang belum tersedia. Mengingat perjalanan kereta yang masih 2 jam sekali, banyak calon penumpang yang duduk-duduk di lantai menunggu kereta. Atap stasiun yang dirasakan kurang tinggi menyebabkan hawa dan temperatur di dalam stasiun terasa panas. Posisi loket yang berada di lantai bawah memang menyisakan ruang yang sangat luas di bagian atas, karena lantai atas diutamakan sebagai runway arus penumpang turun dan naik kereta. Sesuatu yang baru adalah fasilitas service passanger berupa penyediaan ruang lost and found di lantai atas stasiun kereta sehingga mirip dengan pelayanan di bandara.

Beranjak ke stasiun Parung Panjang di Kabupaten Bogor, kami mendapati bangunan stasiun yang hampir mirip Stasiun Maja. Letak Stasiun Parung Panjang berdekatan dengan pasar sehingga arus penumpang turun dan naik lebih tinggi dibanding Stasiun Maja. Bangunan stasiun juga berlantai 2 memiliki atap yang sedikit lebih tinggi sehingga suasana tidak terlalu panas. Stasiun Parung Panjang dilengkapi dengan fasilitas lengkap sama seperti Stasiun Maja. Kelebihan dari Stasiun Parung Panjang adalah stasiun ini menjadi stasiun Stabling (tempat kereta menginap) sehingga beberapa perjalanan kereta ke arah Jakarta dimulai di stasiun ini.

Kira-kira dua ratus meter dari Stasiun Parung Panjang melintas jalan propinsi Rangkasbitung - Jakarta yang sedang dibangun dan diperbaiki. Mesin-mesin alat berat terlihat mengebor aspal jalan di tengah lalu lintas truk-truk besar bermuatan pasir. Jalan propinsi yang tidak terlalu lebar ini mengakibatkan jalan agak tersendat dengan banyaknya truk dan angkutan yang melintas. Pembangunan stasiun Parung panjang yang modern diharapkan dapat mengalihkan penggunaan angkutan umum dengan transportasi kereta yang lebih nyaman dan cepat serta lebih hemat.

Stasiun terakhir yang kami kunjungi adalah Stasiun Kebayoran Jakarta Selatan. Stasiun yang berdiri di samping pasar kebayoran lama ini memiliki luas bangunan paling besar dibanding 2 stasiun yang kami kunjungi lebih dahulu. Di Stasiun ini lantai atas terlihat sangat luas dan megah, dengan bangunan atap yang cukup tinggi. Kesan yang luas ini makin terasa karena masih belum difungsikannya lantai atas sebagai ruang perkantoran ataupun ruang fungsional lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun