Mohon tunggu...
Frisch Young Monoarfa
Frisch Young Monoarfa Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Suami, ayah dua anak, pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Suara Tuhan yang Terabaikan

23 April 2016   16:07 Diperbarui: 23 April 2016   16:37 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengungkap siapa Jero Mangku Wacik, atau Jero Wacik Mantan Menteri Kemenbudpar dan ESDM era Presiden SBY seperti menggali sebuah prasasti dalam masyarakat Bali. Fakta Jero Wacik adalah putera Bali yang berprestasi, siapapun masyarakat Bali pasti akan mengakuinya. Apalagi jika ditanyakan kepada masyarakat desa Batur, Kintamani Bali. Sepanjang sejarah hingga kini belum ada putera asal Desa Batur yang pernah menduduki posisi dan jabatan tinggi seperti Jero Wacik, bahkan untuk ukuran Bali sekalipun, belum ada Menteri yang menjabat selama 10 tahun seperti Jero Wacik.

[caption caption="Bincang-bincang Sobat JW dengan tokoh lintas partai Bali dan akademisi di warung Liyu Denpasar, dokumentasi Frisch Y Monoarfa"][/caption]Ketika melakukan napak tilas ke Bali, khususnya ke kampung halaman Jero Wacik di desa batur, saya dan beberapa teman mendapat kesempatan berbincang-bincang dengan beberapa tokoh partai dan akademisi dari Univ. Udayana di sebuah rumah makan di Denpasar. Saat itu hadir ketua fraksi Golkar DPRD Bali, I Nyoman Gunawan, Ketua DPD Partai Demokrat Bali, I Made Mudarta dan wakilnya I Nengah Pringgo, Prof Dr Wayan Windia, Guru besar fakultas Pertanian Universitas Udayana dan seorang pengamat politik, I Putu Suasta.

Menurut I Made Mudarta, Jero Wacik seorang yang sangat sederhana dan selalu berpikir tentang kebangsaan. Menurut Mudarta, dalam setiap kesempatan temu kader di Bali, Jero Wacik selalu  mengajak para kader Demokrat untuk berpikir tentang Negara yang utama, baru setelah itu berpikir tentang partai dan terakhir baru keluarga. Masyarakat Bali sangat bangga terhadap Jero Wacik karena satu-satunya putera asal Bali yang menjabat Menteri sampai 10 tahun, bahkan sampai 3 kali dilantik sebagai Menteri. Belum ada putera Bali yang mampu menandingi kehebatan Jero Wacik, kata Mudarta. Karena itu Made Mudarta adalah salah satu orang yang sangat kecewa dengan ditetapkannya Jero Wacik sebagai tersangka. “Penetapan tersangka kepada Jero Wacik, seorang Pemangku, melukai hati orang Bali, apalagi kesannya seperti direkayasa” ujarnya.

Di lain pihak I Wayan Gunawan, seorang politisi Golkar yang telah 6 periode menjadi wakil rakyat di Bali mengatakan Jero Wacik tidak perlu diragukan lagi kejujurannya. “Dari kecil Jero Wacik itu seorang yang jujur, makanya ia dipercaya sebagai Pemangku di Pura Bukit Mentik, Pemangku itu orang suci di Bali. Tidak mungkin Jero Wacik mau melakukan korupsi. apalagi nilainya hanya sekian miliar, beliau sudah kaya raya sebelum menjadi Menteri”.  Meski bukan berasal dari partai yang sama, I Wayan Gunawan sangat menghormati Jero Wacik. “Beliau orang yang santun, sederhana dan layak jadi panutan”ujarnya.

Tak jauh berbeda penilaian Prof Dr. Wayan Windia, seorang akademisi yang menjadi Guru Besar Fakultas Pertanian Univ Udayana. “Kredibilitas Jero Wacik tidak perlu diragukan lagi, karena seorang Menteri yang tidak berprestasi akan diganti bukan dipromosi. Jero Wacik adalah putera terbaik Bali pada masanya yang dipromosikan terus menerus, dalam karir pemerintahan maupun politik. Menjadi Menteri sampai 10 tahun dan menduduki jabatan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat adalah sebuah prestasi yang luar biasa”.

Suara rakyat adalah suara Tuhan.

Lebih lanjut Prof Windia dan Putu Suasta mengatakan kesaksian JK dalam sidang Tipikor lalu adalah sesuatu yang diluar dugaan semua orang. Awalnya tidak akan ada yang menyangka seorang Wakil Presiden mau bersaksi untuk seorang yang dituduh korupsi oleh KPK. Apalagi menjadi saksi yang meringankan. JK adalah putera terbaik nomor 2 dari 240 juta penduduk di Indonesia. JK dipilih oleh lebih dari 70 juta secara langsung dalam Pemilu presiden 2014 lalu,  JK adalah orang dengan kredibilitas tertinggi no 2 setelah Presiden. JK menjadi saksi yang meringankan dalam perkara JW, artinya JK mempertaruhkan nama baik dan kredibilitasnya demi membela orang yang baik.  (https://www.youtube.com/watch?v=hamM3pJ9m5s). Tetapi kenyataannya, Jaksa Penuntut Umum mengabaikan kesaksian JK, dan tetap menuntut Jero Wacik 9 tahun penjara, meski akhirnya divonis 4 tahun oleh Majelis Hakim. Atas vonis itu, Jaksa Penuntut umum tidak puas dan mengajukan banding. “Kalau Hakim Pengadilan Tinggi mau mendengarkan suara Tuhan, dalam hal ini kesaksian JK, JK itu dipilih langsung oleh rakyat. Suara rakyat adalah suara Tuhan, Mestinya Hakim Pengadilan Tinggi membebaskan Jero Wacik”.

“Perkara Jero Wacik harusnya menjadi peringatan bagi KPK, ini adalah kegagalan KPK, karena tidak mampu memberantas korupsi mafia migas yang nilainya triliunan, malah menjerat Jero Wacik yang nilainya tidak seberapa,” ucap mereka berdua. “Suap Sekjen KPK ke kepala SKK Migas dan Anggota DPR saja nilanya sudah puluhan M, apalagi nilai proyeknya. Kalau JW mau korupsi di MIGAS, nilai nolnya bisa delapan belas. Untuk sekelas Menteri di Kementerian ESDM, bisa dibayangkan tandatangannya itu nilainya berapa?” imbuh Putu Suasta.

I Nengah Pringgo menyoroti konsistensi kesaksian JK dengan ucapannya dalam buku 100 tokoh. Dalam buku Jero Wacik di mata 100 tokoh, JK mengatakan, Jero Wacik dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang Menteri, modal pokoknya adalah mudah bergaul, gampang beradaptasi dan ringan langkah, dalam arti kata kalau diminta melakukan sesuatu, Jero Wacik akan melakukannya. “Saya mengapresiasi Jero Wacik karena ia mau menerima pendapat orang lain. Di pemerintahan kan tidak banyak orang yang bisa menjadi menteri dua periode.” (Jero Wacik testimoni 100 tokoh, Ganeca exact 2013).

Dengan pendapat berbagai tokoh diatas, masihkah layakkah Jero Wacik dituduh sebagai koruptor yang ingin memperkaya diri sendiri? Apalagi jika melihat posisinya sebagai Menteri ESDM dengan berbagai proyek bernilai triliunan, mungkinkah Jero Wacik mau melacurkan diri demi uang miliaran rupiah?

[caption caption="foto bersama Sobat JW dan tokoh2 lintas partai Bali dan akademisi di warung Liyu Denpasar, dokumentasi Frisch Y Monoarfa"]

[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun