Mohon tunggu...
Frisch Young Monoarfa
Frisch Young Monoarfa Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Suami, ayah dua anak, pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kredibilitas adalah nilai tertinggi Jero Wacik

15 April 2016   09:36 Diperbarui: 19 April 2016   11:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jero Mangku Adhyaksa menunjukkan tempat tinggal Jero Wacik yang bersebelahan dengan tempat tinggalnya di bagian depan Pura. Bangunan sederhana yang hanya  berukuran 4X4 m adalah tempat Jero Wacik menginap di Pura Bukit Mentik. Pura yang telah berdiri puluhan tahun ini seakan menjadi saksi bisu perjalanan hidup Jero Wacik semasa sekolah dasar. Tak bisa dibayangkan kondisi 60 tahun yang lalu saat Jero Wacik dan Jero Adhyaksa ditahbiskan menjadi Pemangku di Pura Bukit Mentik. Pura yang dikelilingi hutan lebat dan dikelilingi bongkahan lava beku dari muntahan letusan Gunung Batur tahun 1928 hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki dari dataran tinggi desa Batur.

Seperti diketahui meletusnya Gunung Batur tahun 1928, menyebabkan penduduk desa Batur yang berada di sekeliling Pura berpindah ke dataran yang lebih tinggi sekitar 5 km jauhnya. Pura Bukit Mentik selamat dari letusan Gunung Batur dan tetap utuh hingga sekarang. Bersama Jero Adhyaksa dan salah seorang pemangku lain, Jero Wacik menghabiskan waktunya sehari-hari selama 2 tahun, tanpa boleh keluar dari lingkungan Pura selain bersekolah.

Hidup serba kekurangan dan jauh dari orangtua tidak membuat Jero Wacik patah semangat. Ia bahkan sudah membangun jiwa usahanya dengan berjualan es setelah pulang sekolah. Sampai melanjutkan sekolah SMP dan SMA di Singaraja dan akhirnya kuliah di ITB Bandung. Hidup sebagai Pemangku di Pura Bukit Mentik menjadi landasan filosofi hidupnya sebagai pelayan umat dan berbakti kepada Negara seperti apa yang dilakukannya setelah menjadi Menteri. Kredibilitas yang ditunjukkan Jero Wacik mulai dari masa kecil, saat menjadi mahasiswa dan bekerja di Jakarta hingga akhirnya menjadi Menteri memperlihatkan karakter yang dibangun bertahun-tahun secara konsisten. Sungguh sayang kredibilitas yang ditunjukkan Jero Wacik seumur hidupnya dijatuhkan secara licik dengan tuduhan yang tidak memiliki bukti sahih. KPK telah melakukan character assassination dengan menuduh pemerasan dan menekan anak buah untuk meminta uang dari rekanan di lingkungan kementerian ESDM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun