Mohon tunggu...
Frisch Young Monoarfa
Frisch Young Monoarfa Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Suami, ayah dua anak, pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa JK Mau dan Berani Bersaksi untuk Jero Wacik?

16 Januari 2016   12:34 Diperbarui: 16 Januari 2016   12:54 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi saksi meringankan untuk kasus korupsi Jero Wacik adalah tantangan yang harus dijalani oleh Wakil Presiden Jussuf Kalla dengan mempertaruhkan integritas, jabatan, dan reputasinya di  masyarakat. Mengapa menjadi tantangan?? Kasus korupsi yang disangkakan oleh KPK apalagi menjerat pejabat setingkat Menteri adalah kasus  besar dan menjadi sorotan masyarakat. Apalagi dengan reputasi KPK yang “tidak pernah salah” dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka.

Jero Wacik adalah tersangka korupsi yang dijerat oleh KPK pimpinan Abraham Samad dengan tuduhan penyelewengan DOM untuk memperkaya diri sendiri. Bahkan di beberapa kesempatan Abraham Samad membeberkan kehidupan Jero Wacik yang dianggap suka berfoya-foya dan hidup mewah. Abraham Samad menyampaikan seolah-olah memang benar Jero Wacik adalah seorang koruptor yang perlu dijebloskan ke penjara.

Dalam perjalanan persidangan yang telah menghadirkan 75 saksi, saksi yang terakhir sebelum pemeriksaan terhadap terdakwa Jero Wacik adalah Moh. Jussuf Kalla, wakil Presiden era presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2009, dan kini masih menjabat sebagai Wakil Presiden mendampingi Presiden Joko Widodo. Pak JK, demikian beliau disapa, adalah saksi kunci dan sosok yang dapat menerangkan duduk persoalan bagaimana DOM itu diadakan pada masa pemerintahannya bersama Presiden SBY, yang akhirnya diharapkan bisa menepis semua tuduhan KPK terhadap korupsi yang dilakukan Jero Wacik.

Pertanyaan yang mendasar adalah mengapa JK mau dan berani bersaksi untuk Jero Wacik?? Menteri-menteri yang tersangkut dalam perkara korupsi era Presiden bukan hanya Jero Wacik. Sedikitnya tercatat empat Menteri lain yang juga disangka korupsi oleh KPK, seperti Menpora Andi Mallarangeng, Menteri Agama Surya Daharma Ali, Menteri Kesehatan Siti Fadhillah dan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Tetapi barangkali baru kepada Jero Wacik, Pak JK mau dan bersedia menjadi saksi.

Meski harus mempertaruhkan jabatannya saat ini sebagai Wapres, dan harus bersaksi sebagai saksi yang meringankan terdakwa koruptor, Pak JK menjelaskan dalam persidangan, Jero Wacik adalah seorang Menteri yang berprestasi. Di bawah pimpinannya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dapat bangkit kembali setelah terpuruk akibat Bom Bali I, Tsunami Aceh, Bom Bali II, Gempa Yogya dan lain-lain. Pariwisata bangkit dan menjadi penghasil devisa negara dengan kunjungan turis asing dan pengembangan pariwisata. Tanpa kerja keras Jero Wacik, mustahil pariwisata Indonesia bisa bangkit demikian cepat. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang dituduhkan selama ini oleh KPK berbeda dimata seorang Wakil Presiden. Kerja kerasnya tidak pantas diganjar dengan tuduhan korupsi, apalagi korupsi DOM yang sebenarnya adalah fasilitas yang disediakan negara untuk menunjang kerja seorang Menteri. Bahkan  negara telah mengapresiasi seluruh kerja keras Jero Wacik dengan penganugerahan bintang Mahaputera.

 [caption caption="Penulis berbincang dengan Jero Wacik"]

[/caption]

Pak JK menerangkan memang DOM disediakan bagi para Menteri untuk memperlancar kinerja Menteri karena gaji Menteri yang hanya Rp19 juta/bulan tidak akan mencukupi untuk semua kegiatan yang dilakukannya selama satu bulan. DOM adalah salah satu cara negara memfasilitasi  untuk menunjang semua kegiatan yang tidak dianggarkan dalam tugas-tugasnya sebagai seorang Menteri. Hal itu disampaikan Pak JK, dan beliau mengingatkan bahwa kesaksiannya bisa digunakan untuk Menteri-menteri lain dalam perkara yang sama.

Jero Wacik yang telah dianugerahi  Bintang Mahaputra Adi Pradana tahun 2013 bermakna beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan sebagai orang yang dianggap berjasa bagi negara. Bintang Mahaputera yang disematkan Presiden SBY adalah hasil kerja keras dan pengabdiannya saat menjabat Menteri selama 9 tahun dengan segudang prestasi, yang tidak dicapai oleh Menteri-Menteri yang lain yang jumlahnya puluhan.

Sosok Jero Wacik adalah sosok yang sederhana. Laporan Harta Kekayaan yang dilaporkannya pada saat awal diangkat menjadi Men BUDPAR nyaris tidak berbeda dengan Laporan Harta Kekayaan tahun 2014 saat beliau selesai menjabat sebagai Menteri ESDM. Padahal jika saja beliau mau memperkaya diri sendiri, tiga kali diangkat sebagai Menteri dalam 10 tahun kepemimpinan Presiden SBY adalah hal yang mudah. Apalagi dalam tiga tahun terakhir beliau duduk sebagai Menteri ESDM, nilai proyek di kementerian ESDM bunyinya triliunan, bahkan mungkin puluhan atau ratusan triliun.

 Hasil kerja kerasnya sebagai seorang pegawai swasta di United Tractors selama 18 tahun dan kiprahnya sebagai seorang pengusaha selama 12 tahun memang telah menempatkan Jero Wacik sebagai seorang yang mapan. Hartanya yang cukup banyak berupa tanah dan bangunan di beberapa tempat Jakarta dan Bali, adalah berkah luarbiasa bagi seorang anak tunggal yang berhasil hidup dari 8 bersaudara. Kakak-kakaknya meninggal semua, dan bahkan Jero Wacik sempat mati suri saat beliau masih kecil. Jero Wacik yang berhasil tamat dari ITB adalah seorang yang sangat mengagungkan almamaternya. Jika beliau memiliki waktu sedikit, beliau akan menyempatkan hadir di acara-acara ITB yang dianggap penting, sehingga ITB Bandung menganugerahkan Ganesha PrajaManggala Bakti Kencana sebagai apresiasi terhadap perhatian yang besar terhadap ITB. Meski jumlah Menteri lulusan ITB era Presiden SBY cukup banyak, hanya Jero Wacik yang memberikan perhatian penuh terhadap perkembangan ITB.

Yang lebih bisa memperkuat kesaksian Pak JK unruk Jero Wacik adalah surat yang ditulis oleh Presiden SBY yang disampaikan Sudi Silalahi berupa pernyataan dan resume hasil kerja keras Jero Wacik selama 10 tahun pengabdiannya sebagai Menteri. Dalam surat yang dibacakan oleh Majelis Hakim, diterangkan berbagai capaian kerja Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan Kementerian ESDM yang bernilai triliunan rupiah. Pernyataan yang dibagi dalam 2 kategori yantiu pencapaian di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan Kementerian ESDM menunjukkan apa yang menjadi kesaksian Pak JK diamini oleh Presiden SBY.

Seorang Menteri yang waktu kerjanya tidak terbatas dan demikian sibuk tidak akan sempat mengurus real cost pijat refleksi yang dilakukannya ketika penat dan lelah di usianya yang diatas 50 tahun. Suatu tuduhan yang mengada-ada jika seorang Menteri yang memiliki puluhan staf mulai dari Eselon 1 hingga 4 dan ratusan staff dibawahnya harus  mengetahui harga karangan bunga yang dikirim atas nama Menteri.

Jero Wacik adalah manusia biasa, yang mungkin tidak luput dari kesalahan atau khilaf. Bahkan dengan kebersahajaannya, beliau berani menyampaikan itikad baik, dengan menyerahkan sejumlah tanah dan rekening, yang sebenarnya telah diblokir oleh KPK, sebagai  jaminan. Menurut Jero Wacik, jika memang telah terjadi kesalahan administrasi, baik dilakukan oleh Jero Wacik, atau seluruh staff karyawan di kementerian BUDPAR atau ESDM maka tanah dan rekeningnya dapat digunakan sebagai uang pengganti kerugian negara.

Suatu itikad baik yang sulit ditemui di jaman sekarang, dimana seorang pimpinan mau menanggung kesalahan staff dan anak buah yang dipimpinnya. Meski Jero Wacik menyatakan tanah yang dijaminkan adalah tanah yang dibelinya sejak tahun 1991, yang ikut diblokir oleh KPK, beliau merelakan untuk dijadikan sebagai jaminan untuk mengganti kerugian negara yang mungkin timbul dari perkara yang disangkakan.

Dari hasil kesaksian dan surat pernyataan SBY yang disampaikan dalam persidangan dapat dibayangkan betapa lelahnya kerja seorang Menteri dan kesibukkannya yang begitu padat. Waktu dan perhatian yang harus dicurahkan untuk mengelola dan bertanggungjawab atas kementeriannya tidak akan sempat untuk mengurusi DOM atau bersiasat untuk mengelabui penggunaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun