Serang -- Praktikum IPA merupakan bagian penting dalam pembelajaran IPA di sekolah. Namun kenyataan sarana dan prasarana pada laboratorium IPA di SMP belum dapat menunjang kegiatan pembelajaran berpraktikum untuk peserta didik. Sehingga guru IPA diharapkan kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan alat dan bahan yang berada dilingkungan sebagai alternatif penunjang kegiatan praktikum IPA di sekolah. Contohnya salah satu SMP Negeri di kota serang, guru IPA memanfaatkan alat dan bahan yang sudah tidak terpakai menjadi alat praktikum untuk melihat arah rambat suatu gelombang bunyi.Â
Pelaksanaan praktikum IPA di sekolah seringkali masih dihadapkan pada beberapa kendala, seperti kurangnya waktu praktikum, kurangnya variasi metode pembelajaran praktikum, dan kurangnya keterlibatan peserta didik secara aktif dalam praktikum. Hal ini menyebabkan kemampuan proses sains peserta didik masih belum optimal.Â
Outcome Praktikum IPA adalah hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti praktikum IPA. Praktikum memungkinkan peserta didik untuk belajar secara langsung melalui pengalaman dan membantu mereka dalam memahami konsep IPA secara lebih mendalam. Agar praktikum IPA dapat mencapai tujuan pembelajarannya secara optimal, diperlukan pemilihan metode dan pendekatan yang tepat.
Pendekatan Kemampuan Proses Sains dan Hands On Activity menjadi salah satu usaha dari tim mahasiswa dalam pencapaian outcome pelaksanaan praktikum IPA. Kemampuan proses sains (KPS) merupakan pendekatan yang menggunakan dan mendapatkan informasi secara pengalaman pertama dari aktivitas atau kegiatan belajar peserta didik dengan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkomunikasi secara ilmiah.Â
Keterampilan-keterampilan dalam KPS ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran praktikum yang efektif. Hal tersebut selaras dengan pendekatan Hands On Activity (HOA), yang memungkinkan peserta didik untuk belajar secara langsung melalui pengalaman. Pendekatan Hand On Activity diharapkan mampu membantu peserta didik untuk lebih mudah memahami konsep IPA dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran praktikum.
Berdasarkan hasil observasi Kelompok mahasiswa di beberapa sekolah, ditemukan beberapa permasalahan yang menghambat ketercapaian outcome praktikum IPA. Sebagian besar ditemukan karena Aktivitas dalam praktikum IPA hanya terbatas pada mengamati dan mencatat data, kurangnya melibatkan moving yang menstimulus sebelum aktivitas praktikum menyebabkan peserta didik merasa bosan dan tidak tertarik dalam mengikuti praktikum.Â
Juga pembelajaran yang menekankan pada hasil eksperimen daripada proses yang dilalui peserta didik dalam melakukan eksperimen. Hal ini menyebabkan peserta didik tidak dapat belajar dari kesalahan dan tidak dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
"Perlu adanya inovasi  untuk menjawab kesenjangan outcome praktikum IPA, sehingga kami memutuskan untuk mengembangkan E-LKPD" ungkap penulisÂ