Di siang ini ku bersantai ria di depan pendapa. Menikmati segelas kopi hitam toraja dan semerbak mewanginya bunga kamboja.Â
Semilir angin sepoi sepoi seakan membawa imajinasi ke arah yang tak pasti.
Tak tersadar dan tak menyadari gerak sang mentari.Â
Dunia seakan terhijab oleh mimpi masa lalu dan yang akan datang.Â
Aku yang terlarut, menyadari ciptaku yang melalang buana.
Ku seduh kopiku dan menata langkah.
Detik menit berlalu.
Tak kunjung ku temukan inspirasi, ku hibur diri dengan gitar .Â
Dan bernyanyi, walau lidah tak seindah lagu aslinya.
Ku memetik senarnya , ku resapi setiap kata yang tertulis  sang penciptanya.Â
Membahahasakan rasa melalui alunan bunyi bunyinya.Â
Senarku getaran hatiku.Â
Gitarku bahasa rasaku.
Rizqi Triyanto , 7 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H