Teringat saat di  kala mentari ingin meninggi. Udara yang masih segar merasuki jiwa.
Ku seduh kopiku, kunikmati rokokku.
Bersiap merajai hari di keramaian kota.
Tiba di simpang jalan, dimana aku berhenti karena sesuatu.Â
Tak tersengaja pandanganku tertuju dengan raga yang pernah ku kenal. Senyum yang menyemikan hati.
Tetapi tak ingat akan namanya.
Ku sapa, dan dia pun mengangguk tanda setuju untuk bercengkrama.
Berbasa basi ria untuk tertawa. Hahaha
Sembari mengingatkan masa2 indah.
Tiba untukku bertanya tentang kenyataan yang tlah menjadi fana.
"Ingatkah engkau tentang bunyi bunyi lidahku dintara tebaran daun belimbing di senja itu ?"Â
Ia pun mengangguk dengan pipi meronanya.Â
Rizqi Triyanto , 6 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H