Mohon tunggu...
Rizqi Triyanto
Rizqi Triyanto Mohon Tunggu... Penulis - Bahasa rasa

Rasa bahasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Catur dan Sisi-Sisinya

5 Agustus 2022   11:34 Diperbarui: 5 Agustus 2022   11:56 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mungkin kita sering memainkan permainan yang satu ini, permainan ini berawal dari penemuan seorang ahli matematika dan seorang hakim bangsa hindi yang bernama Sisah ibnu Dahir alias Shi Sho.  Ia menciptakan permainan ini atas permintaan raja Balhat.

Permainan catur bermula pada abad ke-6 di india selama masa-masa pemerintahan raja Gupta. Permainan ini disebut juga dengan istilah "Chaturangga",  dari bahasa sansekerta yang artinya "dibagi empat".
Di saat anda sudah berhadapan dengan lawan main anda dan anda mengangkat satu buah bidak dan memindahkannya ke kolom lain tanpa anda sadari anda telah mengubah satu digit password permainan anda.

1. CATUR DARI SUDUT PANDANG POLITIK

Permainan catur terdiri dari16 buah bidak, masing-masing bidak mempunyai tingkatan-tingkatan tersendiri. Dan tiap tingkatan mempunyai tugas mengawasi tingkatan di bawahnya.
Tingkatan-tingkatan pada bidak catur
a. Pion / piala (pasukan infanteri)
b. Benteng
c. Panglima berkuda (kavaleri)
d. Panglima bergajah (elefanteri)
e. Menteri
d. Raja (king)
Keterangan:
a. 1 buah pion sebanding dengan kekuatan 1 orang pasukan infanteri (pasukan jalan kaki)
b. 1 buah benteng sebanding dengan kekuatan 2 org pasukan infanteri (pasukan jalan kaki)
c. 1 orang panglima berrkuda (kavaleri) sebanding dg kekuatan 3 orang pasukan infanteri atau 1 buah benteng + 1 orang pasukan infanteri (pasukan jalan kaki)
d. panglima bergajah (elefanteri) sebanding dengan 4 org pasukan infanteri dan atau seorang panglima berkuda (kavaleri) + seorang pasukan infanteri (pasukan jalan kaki), dan atau 2 buah benteng
e. seorang Menteri sebanding dengan kekuatan 5 orang pasukan infanteri (pasukan jalan kaki) dan atau seorang panglima berkuda (kavaleri) + 2 orang pasukan infanteri (pasukan jalan kaki), dan atau seorang panglima gajah (elefanteri)+ 1 org pasukan infanteri (pasukan jalan kaki). dan atau 2 buah benteng + 1 orang pasukan infanteri (pasukan jalan kaki).

2. CATUR DARI SUDUT PANDANG EKONOMI
Jika sang raja berwarna hitam maka:
Simbol Kuda (kolom putih) adalah simbol sebuah pasar white king
Jika sang raja berwarna putih maka:
Simbol Kuda (kolom hitam) adalah sebuah simbol pasar black king.
Dan di dlm sistem tersebut terjadi sebuah transaksi jual beli

3. CATUR DARI SUDUT PANDANG MILITER
Setelah berdirinya sebuah pasar dan terjadi sebuah transaksi di dalamnya maka invasi atau penempatan pasukan mulai dilakukan, mulai dari penempatan pasukan infanteri, kavaleri sampai elefanteri  dengan cara menempatkan simbol-simbol piala (pion) di sebuah kolom yang disediakan yaitu 4 baris kolom untuk white king dan 4 buah baris kolom untuk black king.

CATUR DARI SUDUT PANDANG BILANGAN BINNER
 Jika anda sudah menguasai dan berhadapan langsung dengan permainan ini maka tanpa di sadari anda sudah menjadi seorang hacker yang mempertahankan daerah kekuasaannya sekaligus menyerang kolom-kolom binner lawan anda. Di mana anda dibawa untuk mempertahankan kolom-kolom binner berharga yang diincar oleh lawan main anda atau anda bebas mengincar kolom-kolom binner berharga yang dimiliki lawan main anda. Dan anda di beri satu diantara dua pilihan yaitu hacker yang baik hati (White king) atau hacker yang jahat hati (black king).

Ilustrasi sejarah membangun sebuah kerajaan
Chaturanga artinya 4 arah.
Awal memulai membangun sebuah kerajaan.
Awalnya sang raja menunjuk putra mahkota dari garis keturunannya sendiri sebagai penggantinya di masa yang akan datang, dan putra mahkota tersebut mulai berjuang dari kolom pertama baris pertama dengan mewakili 4 buah bidak di bawahnya yaitu rakyat sipil yang akan direkrut sebagai pejuang kerajaan yaitu berupa 4 buah pion. Jika sang pangeran (bidak) masuk ke kolom kedua (kolom panglima kavaleri) dan meninggalkan kolom pertama maka sang pangeran naik pangkat menjadi panglima benteng, dan jika satu bidak ada pada kolom pertama maka bidak tersebut membutuhkan seorang panglima benteng, setelah panglima benteng datang untuk melakukan bantuan maka di bentuklah tembok pertahanan berupa simbol sebuah benteng, setelah benteng pertahanan selesai di bangun berupa sebuah simbol benteng maka sang pangeran yang sebelumnya berpangkat panglima benteng naik 1 pangkat lagi menjadi panglima kavaleri (pasukan berkuda), dan seorang bidak tadi naik 1 pangkat sebagai pengganti pangeran menjadi seorang panglima benteng dan mewakili 4 orang bidak yaitu orang-orang sipil. Setelah terjadinya kenaikan pangkat antara pangeran dengan seorang bidak tadi maka selanjutnya sang pangeran sekarang memimpin pasukan berkuda yaitu kavaleri. dan jika panglima benteng butuh bantuan panglima kavaleri maka panglima benteng mengirimi sang panglima berkuda sebuah surat perlindungan yang berisi info jika ia sudah merekrut 1 orang sipil sebagai bawahan untuk membantunya menjaga benteng. Sekarang benteng berisi 2 orang bidak yaitu panglima benteng dengan seorang prajurit benteng, Setelah itu sang panglima berkuda diutus ke dalam benteng untuk melakukan bantuan, setelah panglima masuk benteng maka benteng terisi 1 bidak lagi sehingga sekarang benteng berisi 3 buah bidak yaitu 1 orang panglima kuda, 1 orang panglima benteng, dan 1 orang lagi adalah prajurit benteng, setelah benteng berisi 3 buah bidak maka terjadi perubahan pangkat lagi yaitu panglima berkuda sekarang naik menjadi panglima gajah, panglima benteng naik menjadi panglima kavaleri yaitu kuda, dan prajurit naik menjadi panglima benteng. sekarang terjadi sebuah perubahan dari yang sebelumnya yaitu bertambahnya 1 panglima baru yaitu panglima elefanteri atau gajah. Setelah sang pangeran menjadi panglima bergajah maka ia memimpin pasukan bergajah. Dan begitu seterusnya sampai sang pangeran menjadi seorang raja.
pada kolom ke 5 .
      yang dapat kita ketahui dari perekrutan di atas adalah setiap kali panglima benteng berhasil merekrut 1 orang diantara 4 orang sipil maka terjadi perubahan kepemimpinan dari bawah ke atas, sampai sang pangeran naik tahta menjadi seorang raja.
Jika proses perekrutan di atas digambarkan dalam bentuk bilangan binner maka yang menjadi pusat perhatian kita adalah bagaimana panglima benteng mengirim sebuah surat kepada panglima kuda setelah berhasil merekrut 1 orang sipil yang berisi 2 orang pasukan yaitu prajurit baru+panglima.
Jika kedudukan 1 panglima dengan 1 prajurit dalam kehidupan nyata berbeda maka di dalam surat memiliki kuantitas yang sama yaitu isi surat = 1+1=2 maka isi surat tersebut bermakna "ada 2 orang pasukan di dalam benteng". dan peraturannya adalah jika 2 orang ada di dalam benteng maka 2 orang tersebut membutuhkan bantuan 1 orang panglima berkuda. Setelah panglima melaksanakan surat perintah tersebut maka panglima berkuda masuk ke dalam benteng sehingga isi benteng bertambah menjadi 3 orang bidak yaitu 1 orang  prajurit, 1 orang panglima benteng dan 1 lagi panglima kavaleri.

Jadi rumusnya adalah:
Jika dalam dunia nyata 1 orang panglima benteng mempunyai kuantitas setara dengan 2 orang prajurit benteng, dan panglima berkuda mempunyai kuantitas 3 orang prajurit benteng maka di dalam surat ketiga bidak tersebut mempunyai kuantitas yang sama yaitu 1+1+1=3. Jika benteng berisi 1+1+1 maka benteng tersebut ada di bawah perlindungan kuda yaitu 3.

Awal mula permainan
Bidak di bawah jika diilustrasikan sebagai 1 orang pangeran maka ia bertugas merekrut beberapa orang sipil di bawahnya yaitu 1 bidak diantara 4 buah bidak dengan menggunakan sistem penjumlahan (+)

Pangeran : 1
Proses rekrut : (1+1)
 setelah dijumlahkan maka pangeran naik pangkat menjadi panglima benteng dengan cara memberi tanda kurung  "[]" yaitu [1] sehingga penjumlahan berubah menjadi [1]+1 yaitu 1 pangeran + 1 prajurit. selanjutnya jadikan [1]+1 sebagai surat tanda bukti jika pangeran naik pangkat menjadi panglima benteng.
 Lalu masukkan panglima benteng + prajurit ke dalam kolom benteng di bawah (lihat bidak benteng pada gambar di bawah)
Bidak ditawan musuh:
([1]+1)-1=([1]+0) -- bidak 1 berkurang menjadi 0
lalu buat surat keterangan seperti di bawah ini jika bidak benar-benar di tawan musuh:
(1+1)-1=(1+())-- surat keterangan (x)
 (1+1)-1=(1+(([1]+1+(3))))-- surat keterangan (x) terisi
Setelah kolom terisi maka jumlahkan isi kolom tersebut sehingga menghasilkan (6) yaitu mewakili kekuatan 1 orang menteri.
Selanjutnya musuh anda akan menawarkan surat tebusan yang harus anda isi dengan harga 1 bidak yang ditawan.
yaitu surat (x) yang berisi (([1]+1+(3)-(1))))
Jika anda menyetujui isi surat tersebut maka isi dari surat keterangan (x) anda berkurang menjadi
(([1]+1+(2)-(1))))=5 (kekuatan raja).
Jika anda melihat perubahan jumlah tersebut  dari sudut pandang politik, maka panglima kavaleri anda turun pangkat menjadi panglima benteng. Jika dari sudut pandang administrasi maka perubahan jumlah tersebut di jadikan surat keterangan untuk dikirim lagi ke kolom raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun