Mohon tunggu...
Airlangga Rizki Putra
Airlangga Rizki Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

Saya Airlangga Rizki Putra, seorang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Prodi Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Perubahan Keadaan Sosial Terhadap Pendidikan Dan Masyarakat Pasca Pandemi Covid-19

23 Oktober 2023   18:40 Diperbarui: 23 Oktober 2023   18:49 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Awal mula singkatnya Pandemi Covid-19 atau sering kita kenal sebagai virus corona Virus ini melanda pertama kali di Wuhan, China. Penyakit virus ini terjadi kurang lebih pada bulan November 2019 yang akhirnya mewabah dan menyebar ke seluruh dunia. Penyakit ini membuat banyak dampak besar sehingga situasi pada saat itu terjadi Lockdown. Virus corona ini memaksa masyarakat agar dapat tidak keluar dari rumah. Pemerintah memberi peringatan ini kepada seluruh masyarakat agar tidak keluar dari rumah, jika tidak terlalu berkepentingan saja.

Lalu bagaimana masyarakat agar dapat menjalankan aktivitasnya walaupun hanya di rumah?

Tentu dalam hal ini masyarakat akan mengalami rasa jenuh yang luar biasa. Tetapi keadaan inilah yang membuat mereka terpaksa untuk bisa memutus rantaian corona ini. Kegiatan di rumah tentu banyak bisa dilakukan seperti halnya mencari resep untuk membuat makanan yang sehat, berolahraga dari rumah untuk tetap menjaga kebugaran, menonton film untuk mengisi waktu bersama keluarga dan hal lain yang dapat menghilangkan kejenuhan tersebut. Banyak sekali tentunya dalam melakukan kegiatan di rumah ini, agar kita senantiasa bisa terlindung dari virus ini dan tidak akan menyebarkan kepada keluarga. 

Selanjutnya, apakah benar-benar tidak boleh sama sekali untuk keluar dari rumah?

Tentu hal ini, akan membuat kita kekurangan pula dalam persediaan bahan baku. Dalam hal itu pula, Pemerintah memberikan atau membolehkan untuk keluar rumah tetapi jika memang hanya benar-benar dalam keadaan darurat. Pemerintah memberikan syarat agar masyarakat dapat mematuhi peraturan yang dibuat. Peraturan ini berupa peraturan yang harus ditaati karena dapat mengurangi konsekuensi dari terkenanya virus corona ini. 

Peraturan ini berupa protokol kesehatan. Dimana kita sebagai masyarakat harus menjaga 5M yang telah ditetapkan pemerintah, seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan  dan mengurangi mobilitas atau pergerakan. 5M ini harus tetap dijaga ketika sedang keluar dari rumah. Namun tidak dipungkiri pula, banyak dari masyarakat ini yang masih melanggar protokol kesehatan ini. Dilanggarnya protokol ini karena ketidakpekaan dan acuhnya mereka yang dapat merugikan dirinya sendiri. Akibat dari hal ini, selain merugikan dirinya dsn telah merugikan orang yang berada di rumah. Karena ia membawa virus-virus yang bertebrangan di luar sana ke dalam rumah.

Selain itu salah satu dari 5M ini yang paling sering dilanggar adalah menjauhi kerumunan. Banyak orang yang masih suka berkerumun saat pandemi ini. Seperti halnya arisan ibu-ibu, pernikahan, membicarakan gosip antar tetangga dan lainnya. Banyak dari mereka yang masih belum sadar betapa bahayanya virus covid-19 ini. Masyarakat ini tentu harus mengadakan perubahan dan evaluasi pada dirinya. Agar ia bisa terhindar dari wabah ini.

Lalu bagaimana dengan keadaan pendidikan khususnya di Indonesia kita ini?

Keadaan pendidikan kita ini tentu semakin berkurang. Karena banyak sekolah-sekolah yang ditutup, yang pada awal mulanya hanya 2 minggu tetapi menjadi berbulan-bulan. Pemerintah memberikan kebijakan kepada pendidikan di Indonesia ini agar tetap terus bosa berlangsung. Kebijakan ini diambil dan diterapkan ke sekolah-sekolah tersebut.

Pada akhirnya pendidikan di Indonesia ini masih tetap berlanjut. Walaupun hanya dapat berinteraksi secara daring (online). Guru-guru memberikan pengajaran kepada muridnya dengan bermacam-macam. Pada hal ini, ada guru yang menggunakan metode zoom atau bertatap muka tetapi secara virtual, menggunakan aplikasi berupa video yang dapat ditonton agar memudahkan dalam pembelajaran. Sistem virtual ini tentu akan membuat guru dan sekolah tetap bisa berinteraksi walau hanya sekedar melihat wajah saja dari jauh.  Pendidikan disini tentu tidak mengurangi rasa semangat para murid untuk tetap bersekolah. 

Tidak. dipungkiri pula dari sistem pembelajaran daring ini, banyak siswa yang tidak mengerti tentang penyampaian materi dari guru. Dari hal yang kita ketahui pula, ternyata banyak siswa yang asyik bermain game, tidur-tiduran, membuka aplikasi lain selain pembelajaran yang diberikan. Memang benar adanya pembelajaran dengan sistem daring ini kurang efektif. Banyak pula dari para siswa yang mengeluh jaringan koneksi internet yang tidak stabil, kendala dalam fasilitas dan hal lain yang tidak mendukung dalam proses pembelajaran tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun