Mohon tunggu...
Isi Respal
Isi Respal Mohon Tunggu... -

Saya orang Respal dari Kaki Gunung Ine Rie pengais rejeki Allah. Kenalilah Dirimu !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia Dijadikan Barang Dagangan

31 Juli 2018   18:01 Diperbarui: 31 Juli 2018   18:03 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"kami pertemuan di sana dengan jaringan buruh migran Indonesia dan berkomitmen untuk mencegah terjadinya kasus trafficking lagi. Di kita di NTT ini data korban trafficking dan kasus terhadap buruh migran itu meningkat maka kami bergerak untuk kampanye stop perdagangan orang," jelas Dhebby.

Elina Otu koordinator seksi acara yang mendampingi Dhebby Soru mengatakan tema yang diusung dalam peringatan hari anti trafficking se dunia adalah Trafficking Is A Sin dan merupakan hasil diskusi dan refleksi atas terjadinya perdagangan orang di NTT dan data kematian pekerja buruh migran yang semakin naik.

"banyak orang berpikir dan menganggap kalau trafficking itu hal yang biasa namun itu salah. Trafficking itu menjadikan manusia sebagai barang yang dijual belikan dan menjadikan korban itu tidak bermartabat. Hak-haknya dikebiri dan hidupnya penuh penyiksaan. Lewat kegiatan ini kami mau menyadarkan kepada banyak pihak bahwa ini adalah sebuah dosa," tandas Elina yang juga relawan Jaringan Perempuan Indonesia Timur ini.

img-20180731-wa0075-5b603efa677ffb2ab31cedc3.jpg
img-20180731-wa0075-5b603efa677ffb2ab31cedc3.jpg
Dhebby Soru juga mengatakan bahwa dalam rangka memperingati Hari Anti Perdagangan Manusia Sedunia tanggal 30 Juli 2018,  Jaringan Perempuan Indonesia Timur (JPIT) mengadakan beberapa kegiatan terkait penyadaran publik akan bahaya dan ancaman perdagangan manusia di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain kampanye anti perdagangan manusia di Car Free Day, lomba puisi, lomba menggambar karikatur, lomba mewarnai gambar, pameran foto, dan doa lintas iman. Kegiatan ini melibatkan anak-anak sekolah, mahasiwa/i, guru, pegawai negeri maupun swasta, dan tokoh-tokoh agama. Tujuan kegiatan ini ialah mengangkat masalah perdagangan manusia NTT di dunia, menyuarakan keadilan bagi korban dan keluarga korban perdagangan manusia, dan membangun solidaritas di antara masyarakat di tingkat lokal, nasional, dan regional," tutur Dhebby.

Kegiatan ditutup dengan membakar lilin di sebuah makam bertuliskan RIP NTT yang menjadi simbol bahwa propinsi NTT sedang dalam darurat trafficking dan doa bersama yang dipimpin oleh para tokoh agama seperti Made Dwipa dari Hindu, Ade Simon Setiawan dari Katolik, Alda Siqin dari Muslim, Supriadi Srota dari Budha, dan Pdt. Emy Sahertian dari GMIT dan berakhir jam 8 malam. (f61)

dokpri
dokpri
posted by F61 anggota Jaringan Relawan Untuk Kemanusiaan Kupang tinggal di Kupang, NTT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun