Aku beranjak dari kursi tua itu
melirik fenomena alam penuh dalam
ada kisah-kisah saat mati lampu
ada lisan-lisan yang mungkin tak berkesan
memantik satu demi satu yang  masih suntuk
Lapangan tempat aku bermain bola
masih belum terhapus apalagi pupus
lumpur-lumpur kala hujan
butir-butir air penghapus peluh
harmoninya bergelayut hanyut bersahut
Aku dibentuk dari separuh hati yang ringkihÂ
melihat kita saling menista lalu mendustaÂ
semoga esok lusa hingar berubah pugar Â
sementara semesta masih tetap menetap
dan, bekal itu pun kian kekal
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI