Mohon tunggu...
Frid gato Ma
Frid gato Ma Mohon Tunggu... Nelayan - KEA

ULTRAMEN _ VOLUNTARISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Renung Pisma

14 Mei 2018   11:04 Diperbarui: 14 Mei 2018   11:23 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi Mental Para Mahasiswa

Sikap anominis sudah tentu harus diperangi sejak dini. Harus ada tata-aturan yang melandasi ruang hidup manusia. Tidak ada alasan bagi siapa pun untuk kebal dari hukum atau membuat dramatisasi terhadap aturan yang telah diduduki oleh negara baik melalui Pancasila maupun Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu, belum terlambat untuk kita sejak dini berupaya untuk kembali menggaungkan gema revolusi mental yang digarap oleh orang nomor satu di Indonesia; Presiden Joko Widodo. Wadah atau lingkungan yang paling penting untuk memulai langkah gerakan perubahan ini adalah kampus. Kampus merupakan wadah dimana  tunas-tunas bangsa disemaikan. 

Di genggaman tangan para generasi muda (para mahasiswa), masa depan Indonesia akan ditentukan. Kiranya budaya-budaya nilai ditanamkan dalam kehidupan mereka melalui proses-proses pembinanaan dan pendidikan di formasi mereka masing-masing. Para mahasiswa sekiranya harus dibekali dengan pemahaman-pehaman yang berdaya positif terlepas dari ilmu-ilmu besic yang dipelajari dalam perkuliahan, agar ketika proses pen-output-an meraka akan digandengi dengan nilai-nilai positif yang berdaya menghidupi kemanusian orang lain. Bukan sebaliknya kehadiran mereka malah memincangkan harmoni kehidupan di tengah-tengah masyarakat. 

Bertindak sesuka hati di mana saja mereka berada tanpa mempedulikan nila-nilai dan norma setempat. Situasi anomis ini hendaknya harus diatasi. Upaya restorasi harus terus diperjuangkan. Hemat saya mental buruk mahasiswa tidak bersifat abadi (immortal), sehingga upaya untuk mengubahnya bukan merupkan suatu hal yang mustahil. Dibutuhkan kemauan dan keinginan untuk mengubahnya, niscaya jalan keluar akan ditemukan. Berani melakukan revolusi mental berarti berani menyambut masa depan bangsa yang cerah dan bermartabat luhur.

Mahasiswa Unwira Dalam Mewujudkan Pemilu Yang Demokratis

Sebagai suatu civitas academika, Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, Nuasa Tenggara Timur, menunjukan daya sentivitasnya terhadap pasta demokrasi di tanah air tercinta pada umumnya dan Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya. Ikut menyuarakan nilai yang seharusnya dihidupi oleh pemerintah dan juga masyarakat terkait upaya terciptanya pemilu yang demokratis. 

Tidak sekedar menjadi murid berpretasi dalam bidangnya atau aktif dalam berorganisasi guna mengikrarkan diri sebagai generasi harapan bangsa yang telah berhasil memenuhi tugas dan tangung jawab. Para mahasiswa UNWIRA kembali menyelenggarakan pekan ilmiah dan seni mahasiswa (pisma)  di tahun 2018 ini. Mengusung tema, "optimalisasi peran mahasiswa dalam mewujudkan pemilu yang demokratis" sekiranya mau menanamkan pemahaman akan nilai-nilai yang seharusnya di perjuangkan oleh para mahasiswa dalam hubungannya dengan tugas pengabdian bagi negara. 

Segalah daya upaya didulang dalam optimis dan satu harap bersama demi terwujudnya kegitan luar biasa ini. Terlihat antusias dedikasi luar biasa yang nampak dalam diri para mahasiswa dan formator akedemik sekalian. Pemilu yang ideal merupakan akar yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan negara tercinta. Inilah saatnya putra-putri Ki Hajar Dewantara bersuara melalui ilmunya, mewujudkan harap dan  cita-cita tanah air tercinta.

Maksud dan tujuan mulia di atas BERHASIL  terealisasikan dalam wujud aktifitas kegiatan dan perlombaan dalam rana ilmiah dan kesenian, terhitung dari tanggal 10-21 April 2018. Pada  celah-celah kegiatan, nilai-nilai positif terus disuarakan agar mahasiswa ikut dalam upaya mendukung tercapainya pemilu yang demokratis. Mempraktekan segalah teori dan ilmu yang didapat dalam praktek dan aksi nyata peduli negara. 

Pisma bukan sekadar kegiatan tanpa makna, atau acara seremonial belaka sebagai pencitraan kampus atau organisasi sema universitas yang berkualitas. Kegiatan yang diselenggarakan oleh para mahasiswa ini merupakan wujud dari percikan api semangat para generasi muda, masa depan bangsa dalam membangung negara tercinta. Giat menyuarakan revolusi mental dan nilai kemanusiaan yang lebih bermartabat itulah keutamaan, Universitas Widya Mandira menunjukan bahwa sebagai warga negara yang baik wajib ikut mengambil bagian dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat. 

Dalam porsi  genarasi terdidik, adalah menjadi kesempatan bagi para mahasiswa untuk membantu pemerintah menyuarakan kebaikan. Meratas paham anomianisme dalam kehidupan bersama. Berjuang untuk memulainya dari dalam diri, yang berlanjut pada lingkup eksternal dan bermuara pada tanah air tercinta. Demokrasi akan tercipta bila semua masyarakat Indonesia memiliki kepedulian tersendiri terhadap nilai dan norma yang terkemas dalam 4 konsesus nasional (Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun