Mohon tunggu...
Frida Santika
Frida Santika Mohon Tunggu... Author -

Learning By Doing Waktu menjadi Jawaban untuk sebuah pertanyaan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Salahnya di Mana?

10 Mei 2017   16:49 Diperbarui: 10 Mei 2017   16:52 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Sore yang indah membuat saya memilih berselancar di dunia maya, ditengah pro dan kontra yang memanas yang sebenarnya bisa dibicarakan dengan kepala dingin harus berakhir di ranah hukum. Apakah ini semua karena demi kepentingan politik??. Ntahlah.., yang pasti kita semua menyaksikan semua kejadian yang terjadi. Apakah kita ikut terlibat atau hanya ikut menyaksikan.

                Perselancaran saya terhenti pada salah satu status. Status yang ditulis oleh salah satu putra bangsa  Salah satu status yang baju di posting oleh motivator kondang negeri ini. status yang ditulis hanya menuliskan nama tanpa ada kalimat apapun. Nama -nama yang ditulis “Aa Gym, Arifin Ilham, Rizieq Shihab, Bachtiar Nasir, Felix Siaw”. Hanya ini status yang ditulis tanpa adakata lain selain ini. saya tertarik ingin melihat komentar yang ada, karena saya melihat ada cukup banyak komentar atas status ini.

                Banyak komentar negatif mengenai nama-nama ini padahal tidak ada kata pengantar apapun tentang ini.  seperti yang kita ketahui nama-nama ini sangat familiar di negeri ini. Bahkan yang punya status menjadi sasaran bully dengan kata-kata yang menurut saya sebagai orang yang berbudaya kurang pantas. Tetapi banyak juga komentar yang menenangkan dan menasehati bahwasanya sang empunya status tidak mengatakan apapun kenapa cenderung menghakimi.  Saling balas komentar pun terjadi pada status ini.

                Dunia sosial media seperti tidak ada batasan untuk mengeluarkan apapun yang kita pikirkan tetapi kita berhak mengatur respon kita. Kita cenderung memberikan suatu penilaian menurut pemikiran kita dan seolah-olah kitalah pihak yang benar. Kita seolah-olah muncul menjadi orang yang ahli dalam menilai. pertanyaannya adalah., salahnya dimana??. salahnya direspon kita. kita terlalu merespon sesuatu yang bukan kapasitas kita. banyak kasus balas membalas status yang menimbulkan pertengkaran nisalnya status Marisa Haque, Inul, Uus dan banyak lagi. bahkan nama-nama yang seharusnya menjadi panutan muncul menjadi orang-orang yang merasa benar.

                Saat ini seolah-olah kita hidup didunia bahwa kitalah yang paling benar. Memberikan argumen yang kita sama sekali tidak pahami maksud dan tujuan si penulis. Tidak peduli siapa yang nulis maka itu akan menjadi bahan perdebatan yang tidak penting.  Orang-orang sepertinya tidak bisa melihat status orang lain yang mengganggu pikirannya.  Semua orang punya hak dan privasi tetapi orang lain seakan merampas itu. Semua tergantung respon kita, apapun yang orang lain tulis tidak seharusnya kita nilai berdasarkan penilaian kita. Menghentikan perdebatan didunia maya adalah menghentikan respon yang tidak penting. Respon negatif lebih mudah diberikan karena kebiasaan membudayakan untuk menjatuhkan orang lain.  Maka sebaiknya meresponlah yang positif dan bila tidak penting tidak perlu direspon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun