Mohon tunggu...
Fria Sherly Saskhia
Fria Sherly Saskhia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Halooo! Selamat membaca. ^^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Dominasi Media Sosial Terhadap Minat Belajar Siswa

31 Oktober 2023   13:53 Diperbarui: 31 Oktober 2023   14:06 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis : Fria Sherly Saskhia

Dosen Pembimbing : Nadia Aulia Nadhirah, M.Pd. & Tiara Iskandar Pratiwi, S.Pd. 

Gen Z atau Generation Zoomers merupakan generasi yang tumbuh dan berkembang bersama teknologi. Media sosial sendiri merupakan wujud digitalisasi dari semakin pesatnya teknologi. Di era yang serba digital ini media sosial layaknya kebutuhan pokok yang dikonsumsi setiap hari. Di seluruh lingkup kehidupan hampir semua prosesnya menggunakan media sosial, baik sebagai alat komunikasi, pembelajaran, hingga sebagai ladang mencari rezeki untuk sebagian orang.

Media sosial yang semakin mendominasi ini dinikmati oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Melansir dari indonesiabaik.id pada tahun 2017, pengguna media sosial terbanyak kedua di Indonesia adalah anak sekolah dengan kisaran usia 9-12 tahun yaitu sebesar 93,52%, sedangkan pengguna media sosial terbanyak pertama adalah orang dewasa dengan kisaran usia 20-29 tahun sebesar 95,96%. Selain itu, berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2021-2022 pengakses media sosial paling banyak adalah remaja dengan kelompok usia 13-18 tahun yaitu sebesar 99,16%. Kemudian di tahun 2023 ini, melansir data Reportal pengguna media sosial di kisaran usia 18 tahun mencapai angka 153 juta dari 167 total pengguna media sosial di Indonesia. Data-data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media sosial ini mengalami peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu dan pada faktanya remaja merupakan penunggang utama dalam penggunaan media sosial.

Jenis situs media sosial ini sangat beragam, seperti Instagram, TikTok, YouTube, WhatsApp, Snapchat, dan situs-situs populer lainnya. Dibandingkan belajar, tentu saja berselancar di media sosial akan lebih mengasyikan untuk sebagian siswa. Bukan hanya siswa sekolah menengah dan atas, media sosial juga sudah banyak dikonsumsi oleh siswa sekolah dasar. 

Hal ini karena akses media sosial yang sangat mudah dijangkau ditambah intensitas penggunaaan media sosial yang semakin padat seiring perkembangan zaman. Media sosial sebagai situs komunikasi dan interaksi yang jangkauannya tidak terbatas ini merupakan salah satu jalan bagi siswa untuk mengeksplor diri mereka terhadap hal-hal yang mungkin tidak dipelajari di sekolah. Semua hal bisa dicari dan tersedia dengan cepat di media sosial. 

Kemajuan media sosial, tentunya memiliki berbagai dampak bagi siswa, baik dampak positif maupun negatif. Salah satu dampaknya yaitu dapat mempengaruhi tinggi rendahnya minat belajar siswa.

Minat Belajar Siswa

Berbicara mengenai minat belajar siswa di era dominasi media sosial, minat belajar sendiri menurut Setiani dan Priansa adalah keinginan atas kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja dan akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sedangkan menurut Asmar minat belajar merupakan suatu keinginan yang benar-benar ingin dilakukan dengan dorongan motivasi. Minat dalam proses belajar merupakan aspek psikologi yang dapat mempengaruhi individu dalam belajar. 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa ini merupakan kecenderungan dari suatu keinginan yang disuka, kemudian hal yang disukai atau digemari tersebut mampu mendorong siswa untuk memenuhi keinginannya tanpa paksaan. Kecenderungan tersebut dapat berupa aktivitas atau hal-hal yang ingin kerjakan atau lakukan oleh siswa. 

Dalam hal ini media sosial merupakan salah satu faktor eksternal yang memiliki pengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa. Di dalam media sosial sendiri terdapat banyak hal yang bisa diakses oleh siswa mulai dari tontonan, sumber bacaan, dan berbagai produk konten lainnya. Konten-konten dari berbagai situs media sosial yang dikonsumsi oleh siswa ini perlu diawasi oleh orang tua dalam pengaplikasiannya. Mengapa demikian? Media sosial ini seperti pisau yang memiliki dua sisi yang saling berlawanan, yaitu sisi positif dan negatif. 

Dampak Media Sosial 

Media sosial ini memiliki banyak dampak positif untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam berbagai bidang. Dengan media sosial siswa akan mudah mendapatkan banyak sumber belajar yang dapat membantunya dalam mempelajari bidang yang ia minati. Kemudian, banyak konten-konten di media sosial seperti di TikTok atau Instagram yang mampu memberikan insight baru kepada siswa, hal ini akan menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa.

Di samping dampak positif tersebut, media sosial juga memiliki dampak negatif yang dapat menurunkan minat belajar siswa. Penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan dampak yang besar bagi siswa, apalagi jika penggunaan tanpa pengawasan orang tua. 

Kemudahan mengakses berbagai situs media sosial membuat siswa meluangkan waktu lebih banyak untuk menelusuri konten yang digemarinya, bisa sampai lupa waktu sampai pada titik tertentu siswa akan sangat ketergantungan terhadap media sosial. Banyak siswa yang lalai dan hanya memanfaatkan media sosial sebagai alat hiburan sehingga lupa akan kewajibannya untuk belajar. Pasca pandemi Covid-19 sampai saat ini, penggunaan media sosial dalam pembelajaran banyak direkomendasikan guru kepada siswa, salah satunya adalah YouTube.

Youtube banyak dijadikan sumber belajar untuk siswa, terlebih saat masa pandemi. Dampak tingginya intensitas penggunaan media sosial bagi siswa ini dapat membuat fokus belajar siswa berkurang dan pada akhirnya minat siswa dalam belajar pun akan menurun. Lebih jauh lagi, dampak negatif ini bukan hanya menurunkan minat belajar siswa tapi juga dapat membuat siswa apatis terhadap sekitar karena terlalu fokus dan nyaman dengan dunianya sendiri, dalam hal ini fokus kepada hal yang tidak bermanfaat yang diperolehnya di media sosial, misalnya fokus bermain games online dan menggulir media sosial (Instagram dan lain-lain) sampai lupa waktu. 

Tantangan Bersama

Dampak negatif penggunaan media sosial ini menjadi salah satu tantangan bersama untuk kita, khususnya bagi orang tua dan guru, untuk segera mungkin menanggulangi dan membenahi efek negatif penggunaan media sosial pada siswa. Media sosial menjadi sebuah tantangan untuk pendidikan Indonesia. 

Bagaimana tidak? Apabila minat belajar siswa terhadap bidang apapun menurun, siswa akan malas belajar, dan tidak tertarik pada hal apapun selain hal-hal yang dapat menyenangkan hatinya yang hanya ia peroleh dari media sosial. Siswa jadi tidak mengenal tantangan dalam meraih sesuatu karena memang tidak ada yang ingin ia capai, serta minat belajar siswa dalam pembelajaran di kelas juga menurun. Permasalahan ini menjadi tantangan serius yang harus segera mungkin dibenahi. 

Implikasi atau penyebab tingginya penggunaan media sosial bagi siswa ini salah satunya diakibatkan oleh kurangnya pengawasan atau pemantauan orang tua siswa di rumah dan tidak ketatnya peraturan guru terhadap penggunaan handphone di sekolah. Siswa dalam seluruh aktivitasnya harus diawasi penuh oleh orang dewasa terlebih dalam penggunaan media sosial. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, media sosial bagaikan pisau yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan menimbulkan kerugian bagi pemakainya, begitu juga sebaliknya. Oleh karena arahan dan pengawasan orang dewasa sangat penting untuk siswa dalam menggunakan media sosial apabila tidak ingin menimbulkan dampak negatif. 

Di era yang serba mengglobal ini, penggunaan media sosial sejatinya tidak akan pernah terlepas dari kehidupan sehari-hari, karena sebagai generasi penerus kita harus menyesuaikan diri dengan berbagai kehebatan zaman. Dengan kemudahan dan keterbukaan media sosial, harus menjadi acuan dan motivasi generasi z untuk mempergunakannya secara bijak agar senantiasi menghasilkan kebermanfaatan, terlebih untuk motivasi belajar dalam berbagai bidang yang diminati.  

     

Daftar Rujukan 

Sahlan. (2022). Dampak Media Sosial Terhadap Minat Belajar Siswa/i Kelas VB MIS Al-Hidayah. Nizhamiyah, 12(1), 53-64. 

Amir. (2017). Dampak Media Sosial Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VII SMP Unismuh Makassar. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun