Mohon tunggu...
Frans Siringoringo
Frans Siringoringo Mohon Tunggu... Perekayasa Jaminan Aliran dan Proses -

Hidup dalam buminya Tuhan, berkutat dalam ilmu rekayasa, bernafas dalam lingkung sosial kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sedikit Saran untuk Yang Mulia Golputers

2 April 2019   18:11 Diperbarui: 2 April 2019   18:42 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemilu (Shutterstock)

Saya lebih suka menyebut kawan-kawan pejuang golput sebagai Yang Mulia Golputers. Penyebabnya adalah karena ketika melihat argumen yang kerap kali terdengar mengenai alasan mereka golput mengingatkan saya akan seorang raja yang mulia yang tidak puas akan penampilan yang disodorkan kepadanya. Dalam hal ini, Yang Mulia Golputers tidak puas akan penampilan para calon presiden dan wakil presiden yang ada, sehingga Yang Mulia memilih untuk...tidak memilih.

Saya yang tidak sekritis Yang Mulia Golputers ini pun menganalisis mengapa bisa sampai tidak ada pilihan yang bisa menarik hati Yang Mulia.

Setelah merenung, saya pun teringat pada aturan ambang batas presidensial (presidential threshold) yang membuat partai politik dengan kursi banyak di DPR punya kewenangan yang besar untuk menentukan siapa yang layak untuk dicalonkan sebgai presiden dan wakil presiden.

Menurut saya sih, ini salah satu alasan yang membuat Yang Mulia Golputers pada akhirnya tidak punya alternatif pilihan.

Nah, berangkat dari situ, dan mengingat pada pemilu kali ini anggota DPR juga dipilih, saya akhirnya memberanikan diri untuk memberi sedikit saran kepada Yang Mulia Golputers dan kawan-kawan sejenis supaya pada pemilu kali ini jangan putih-putih amat, lha.

Presidential threshold ini adalah aturan yang tertuang di UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilhan Umum. Sejak aturan ini diputuskan pun sudah banyak kontroversi yang mencuat.

Aturan ini membuat kuatir beberapa pihak karena besar kemungkinan seorang pribadi dicalonkan menjadi presiden dan wakil presiden bukan karena visi misi atau kemampuan dan rekam jejak, melainkan karena kekuatan partai politik penguasa DPR. Dan saya lihat sih, kekuatiran itu jadi kenyataan di pemilu kali ini.

Okelah, mungkin itu semua sudah terlanjur diputuskan. Tapi kalo dipikir-pikir lagi, aturan ini kan lahir dari rembukan anggota-anggota DPR yang sejatinya dipilih masyarakat pada pemilu yang lalu! Mereka yang menang di pemilu lima tahun lalu terbukti menentukan keberjalanan pemilu sekarang ini---yang menimbulkan kekecewaan di hati Yang Mulia Golputers.

Oleh karena itu, untuk menghindari, atau bahkan membenahi pangkal kekecewaan tersebut, dengan rendah hati saya sarankan bagi Yang Mulia Golputers supaya jangan putih-putih amat.

Setidaknya, cobalah untuk melirik ke pemilihan legislatif yang akan menentukan siapa-siapa saja yang akan duduk dan menentukan peraturan tentang pemilu serta mencalonkan presiden di masa yang akan datang.

Pemilihan legislatif menentukan siapa yang bakal duduk menjadi penerus suara masyarakat, termasuk Yang Mulia Golputers sendiri. Suara Yang Mulia Golputers mungkin memang besar banget sih, tapi coba bayangkan kalau suara yang besar itu bisa jadi kenyataan melalui anggota-anggota DPR yang dipilih oleh Yang Mulia Golputers.

Bayangkan anggota-anggota DPR, para wakil rakyat yang terhormat, nanti punya suara yang sama dan satu visi dengan Yang Mulia Golputers yang tentunya memiliki selera tinggi dan perspektif jangka panjang.

Wah, saya sih membayangkan gak akan ada peraturan-peraturan yang kontroversial macam presidential threshold tadi. Bakal ada peraturan-peraturan yang adil yang juga akan menelurkan sistem pemilihan di masa depan yang lebih adil dan memuaskan bagi masyarakat Indonesia secara umum dan Yang Mulia Golputers secara khusus.

Kalaupun anggota-anggota DPR---yang saya harap juga dipilih oleh Yang Mulia Golputers---pada akhirnya tetap mempertahankan aturan presidential threshold, saya membayangkan situasinya gak akan semengecewakan sekarang.

Saya sih membayangkan salah satu atau dua atau tiga partai politik yang nantinya berkuasa di DPR punya pemikiran yang kritis seperti Yang Mulia Golputers sehingga yang mereka majukan itu adalah calon-calon yang berkompeten dan punya prospek menjanjikan.

Yah memang itu harapan yang masih jauh, yang masih harus ditunggu lima tahun ke depan. Namun, jika dipikir lagi, ada juga dampak masa pendek jika Yang Mulia Golputers tidak putih-putih amat di pemilu kali ini dengan ikut serta memajukan anggota-anggota DPR yang mumpuni.Wakil rakyat yang dipilih ini sesungguhnya punya kekuatan yang besar.

Jadi, kalau anggota-anggota DPR yang maju nanti sesuai sama visi Yang Mulia Golputers, siapapun presidennya---yang mana Yang Mulia Golputers juga sepertinya gak peduli---gak akan bisa macem-macem di lima tahun ke depan!

Pada akhirnya, saya sebagai rakyat biasa hanya bisa memberi saran yang sedikit ini kepada Yang Mulia Golputers. Apapun keputusannya, terserah kata hati Yang Mulia Golputers apakah akan murni putih atau tidak putih-putih amat.

Saya optimis akan apa yang saya utarakan tadi karena---seperti yang juga saya sudah bilang di atas---Yang Mulia Golputers dan kawan-kawan punya kekuatan yang bisa dibilang cukup besar.

Besarnya kekuatan para Yang Mulia Golputers bisa dilihat dari bagaimana kocar-kacirnya kubu-kubu raksasa---yang sedang bertanding sekarang---dalam menghadapi dan merayu Yang Mulia supaya Yang Mulia menggunakan hak pilih. Padahal mah belum tentu juga Yang Mulia mau milih mereka.

Melihat itu semua saya sih percaya  jika energi yang besar dari Yang Mulia Golputers disalurkan untuk propaganda pemilihan calon legislatif yang mumpuni, insyaallah apa yang saya utarakan di atas tadi dapat terwujud dan terlaksana.

Yah, harapan saya bagi para Yang Mulia Golputers sih yang pertama supaya dapat dengan senang hati menerima saran saya untuk tidak putih-putih amat pada pemilu kali ini.

Silakan kalau Yang Mulia Golputers tidak mau pilih presiden nanti, tapi saya harap Yang Mulia mau ikut bersuara untuk pemilihan legislatif.

Dan harapan saya yang kedua, semoga para Yang Mulia Golputers juga diberi umur panjang untuk merasakan nikmatnya pesta demokrasi lima tahun lagi, yang tentunya kita harapkan bisa memuaskan Yang Mulai Golputers juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun