Mohon tunggu...
Frans Siringoringo
Frans Siringoringo Mohon Tunggu... Perekayasa Jaminan Aliran dan Proses -

Hidup dalam buminya Tuhan, berkutat dalam ilmu rekayasa, bernafas dalam lingkung sosial kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

The Adams yang Masih Konservatif di Agterplaas

31 Maret 2019   15:38 Diperbarui: 31 Maret 2019   20:38 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berjeda hampir 13 tahun, band indie rock The Adams bersiap meluncurkan album ketiga yang diberi titel Agterplaas (Sumber: Kompas.id)

Entah ada angin apa, pada satu siang, saya iseng berselancar ke situs belialbumfisik.com yang dikelola grup musik Endank Soekamti. Pandangan mata saya pun seketika tertuju pada katalog album yang menampilkan box set album terbaru The Adams, Agterplaas. 

Sebelumnya, nama The Adams memang tidak asing bagi saya sebagai pencinta musik luar arus utama. Namun, pengetahuan saya mengenai lagu-lagu mereka sangat minim. Dan itulah yang mendorong saya untuk menelusuri musik The Adams lebih lanjut.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya tidak tahu banyak perihal The Adams sebelum akhirnya mendengar hits-hits mereka seperti Konservatif dan Waiting melalui portal musik daring. Gaya musik mereka yang unik, berjiwa muda dan beraliran power pop akhirnya mendorong saya untuk membedah album terbaru mereka itu.

Agterplaas merupakan album ketiga The Adams setelah 13 tahun tidak mengeluarkan album. Mengetahui fakta tersebut, pertanyaan yang pertama kali muncul di benak saya adalah apakah setelah sekian lama The Adams masih konservatif---seperti judul salah satu hits mereka---dalam menjaga ciri khas musik mereka?

Album Agterplass (Sumber: hai.grid.id)
Album Agterplass (Sumber: hai.grid.id)

 

Saya pun seakan mendapat pemahaman akan istilah power pop ketika mendengar lagu Masa-Masa pada album Agterplaas ini. Pada lagu ini, The Adams banyak memberikan bumbu-bumbu hentakan drum yang memberikan sensasi musik 80-an. 

Sensasi tersebut ditambah dengan balutan suara string yang cukup mencolok pada bagian reff hingga akhirnya energi baru datang melalui distorsi gitar yang menyeringai yang membuat saya merasakan power yang berbeda dalam kombinasi tersebut.

Sisi konservatif The Adams dalam menjaga citra power pop dan kesan 80-an dalam album Agterplaas saya rasakan melalui harmonisasi vokal tiga personelnya. Harmonisasi ini tidak hanya dapat ditemukan di lagu Masa-Masa, tetapi juga di lagu-lagu lain sepanjang album ini. Dalam satu lagu, harmonisasi vokal latar hingga utama kerap kali menghiasi di pertengahan hingga akhir lagu.

Setelah mengulang berkali-kali album Agterplaas, saya merasa diperkenalkan kembali dengan energi The Adams yang cukup khas. Lirik dengan semangat anak muda cukup sering ditemui pada album ini. 

Cerita tentang kehidupan anak nongkrong yang hari-harinya bercengkerama sambil menyeruput kopi terlihat pada lagu Pelantur. Meski sesekali serius dan merenung seperti pada lagu Timur, The Adams masih menonjolkan semangat anak muda yang optimis.

Kita bisa membuat rencana
Untuk sekian tahun ke depan
Tapi percuma jika selesai di tengah jalan
Namun tiap kudengar namamu
Makin terbayang masa depanku
Semakin jelas tujuan

Semangat jiwa muda juga saya rasakan ketika mendengar lagu Gelap Malam. Pemilihan chord yang unik di awal lagu ini membuat saya merasakan sensasi yang berbeda. 

Nuansa musik khas The Adams seketika masuk dengan mudah ke dalam pikiran untuk diingat. Kesan suram pada judul lagu dihentak dengan semangat jiwa muda yang secara konservatif masih dijaga.

The Adams juga secara konservatif menjaga modulasi-modulasi nada yang biasa ditemukan di bagian menjelang akhir lagu. Musik yang tiba-tiba melompat ke nada dasar yang lebih tinggi seakan membuat saya terbangun, seperti yang ditemukan pada outro lagu Masa-Masa. Setelah terlena dengan pengulangan verse dan reff serta melodi gitar yang panjang, modulasi tersebut memberi energi dan semangat yang membuat lagu diakhiri dengan manis.

Seperti saat saya mencoba menelusuri The Adams melalui lagu Konservatif, sensasi tersebutlah yang saya rasakan saat mendengar keseluruhan Agterplaas. Seperti judul lagunya pada album pertama, The Adams masih konservatif dalam membawa ciri khas mereka di album terbaru. Musik yang menghentak dengan kesan 80-an yang diramaikan dengan distorsi dan lirik-lirik berjiwa muda masih mudah ditemukan di album Agterplaas. 

Lagu-lagu seperti Masa-Masa, Pelantur, Gelap Malam dan Timur menjadi rekomendasi saya bagi pendengar yang baru pertama kali menjajal Agterplaas atau bahkan The Adams secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun