Mohon tunggu...
Frans Siringoringo
Frans Siringoringo Mohon Tunggu... Perekayasa Jaminan Aliran dan Proses -

Hidup dalam buminya Tuhan, berkutat dalam ilmu rekayasa, bernafas dalam lingkung sosial kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masyarakat Agama Instan

5 September 2018   21:54 Diperbarui: 5 September 2018   23:10 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Getty Images

Kutipan tersebut memiliki kelemahan karena tidak menampilkan makna keseluruhan, sehingga memancing perbedaan pendapat yang akhirnya dapat menimbulkan perselisihan. Seperti yang telah disebutkan di awal, masyarakat Indonesia sangat menyakralkan agama. Perbedaan pandangan dalam agama tidak akan dianggap sepele.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, umat beragama di Indonesia perlu memopulerkan budaya untuk mendalami agama melalui membaca.

Langkah ini dapat diawali dengan rutin membaca kitab suci dan mencoba merenungkan kisah yang diceritakan di dalamnya. Seperti bahan bacaan lainnya, kitab suci seharusnya bisa digali dengan membaca secara seksama dan mencoba mendapat pokok pikiran atau garis besar yang terkandung di dalamnya.

Memang bukan hal yang mudah untuk memahami kitab suci secara keseluruhan. Syukurnya, pada jaman sekarang akses internet untuk mencari sumber-sumber tafsiran kitab suci dari berbagai ahli sudah cukup mudah untuk dijangkau. Tentunya yang dicari bukan hanya kutipan-kutipan tafsiran yang sama saja dengan sumber instan, melainkan tafsiran secara keseluruhan yang menjelaskan bagian kitab suci tersebut secara komprehensif dan kontekstual.

Dengan semakin menghargai sumber primer dalam beragama serta meningkatnya minat untuk membaca dan mengkaji sumber keagamaan, di saat yang sama masyarakat diharapkan dapat menjauhi budaya beragama secara instan.

Masyarakat beragama di Indonesia nantinya tidak akan mudah untuk diarahkan dengan kutipan-kutipan berbau agama di status-status Facebook atau kiriman di Instagram yang sumbernya tidak jelas atau tidak menyajikan makna keseluruhan.

Melalui budaya membaca dan mengkaji yang baik, diharapkan umat beragama di Indonesia dapat menggali paham beragama dalam konteks yang benar, sehingga bisa menerapkannya dengan benar pula. Dengan jalan ini, predikat negara religius yang disandang oleh Indonesia tidak akan lagi menjadi sekedar label, melainkan sebuah identitas yang melambangkan jati diri masyarakat Indonesia yang beragama.

Catatan:

  1. "Most Religious Countries In The World"
  2. "Indonesia Second Least Literate of 61 Nations"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun