Mohon tunggu...
Frans Siringoringo
Frans Siringoringo Mohon Tunggu... Perekayasa Jaminan Aliran dan Proses -

Hidup dalam buminya Tuhan, berkutat dalam ilmu rekayasa, bernafas dalam lingkung sosial kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pancasila: Lahir dari Doa, Hidup dari Doa

1 Juni 2018   17:58 Diperbarui: 1 Juni 2018   18:16 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berapa kali kira-kira, dalam ibadah-ibadah keagamaan, Pancasila---sebagai jati diri bangsa---didoakan agar bisa dihidupi secara keseluruhan oleh Bangsa Indonesia? Apakah negara dan Pancasila disebut di tempat-tempat ibadah hanya pada 17 Agustus atau baru pada saat ada kejadian yang menyinggung SARA, dan sebagainya? 

Doa merupakan langkah vital yang harus menjadi kebiasaan dan kesukaan Bangsa Indonesia dalam usaha menghidupi Pancasila. Doa sejatinya merupakan bentuk kasih, kepercayaan dan ketergantungan pada Tuhan. Menjadi negara bertuhan, berarti juga percaya bahwa Tuhan bekerja dalam kehidupan bernegara untuk memampukan setiap elemen bangsa memahami makna Pancasila.

Tuhan yang sama yang memampukan Bung Karno untuk menggali Pancasila dari rahim Ibu Pertiwi, Tuhan yang sama juga yang kiranya akan membantu Bangsa Indonesia dalam menegakkan Pancasila menjadi sebagaimana yang diharapkan sejak kelahirannya, yaitu dasar negara Indonesia merdeka. Dan di dalam iringan doa seluruh rakyat Indonesia, Tuhan kiranya menyertai setiap perjuangan Bangsa Indonesia dalam rangka menghidupkan Pancasila. Amin.

Catatan:

  1. Pidato Bung Karno pada peringatan hari lahirnya Pancasila XIX pada tanggal 1 Juni 1964 di Jakarta yang dimuat dalam buku Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (2017), hlm 355.
  2. Ibid, hlm 353.
  3. Ibid, hlm 356.
  4. Noorsena, Bambang. 2010. Tuhan Yang Maha Esa Bukan Monopoli Agama. Makalah Diskusi Komunitas Salihara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun