Berapa kali kira-kira, dalam ibadah-ibadah keagamaan, Pancasila---sebagai jati diri bangsa---didoakan agar bisa dihidupi secara keseluruhan oleh Bangsa Indonesia? Apakah negara dan Pancasila disebut di tempat-tempat ibadah hanya pada 17 Agustus atau baru pada saat ada kejadian yang menyinggung SARA, dan sebagainya?Â
Doa merupakan langkah vital yang harus menjadi kebiasaan dan kesukaan Bangsa Indonesia dalam usaha menghidupi Pancasila. Doa sejatinya merupakan bentuk kasih, kepercayaan dan ketergantungan pada Tuhan. Menjadi negara bertuhan, berarti juga percaya bahwa Tuhan bekerja dalam kehidupan bernegara untuk memampukan setiap elemen bangsa memahami makna Pancasila.
Tuhan yang sama yang memampukan Bung Karno untuk menggali Pancasila dari rahim Ibu Pertiwi, Tuhan yang sama juga yang kiranya akan membantu Bangsa Indonesia dalam menegakkan Pancasila menjadi sebagaimana yang diharapkan sejak kelahirannya, yaitu dasar negara Indonesia merdeka. Dan di dalam iringan doa seluruh rakyat Indonesia, Tuhan kiranya menyertai setiap perjuangan Bangsa Indonesia dalam rangka menghidupkan Pancasila. Amin.
Catatan:
- Pidato Bung Karno pada peringatan hari lahirnya Pancasila XIX pada tanggal 1 Juni 1964 di Jakarta yang dimuat dalam buku Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (2017), hlm 355.
- Ibid, hlm 353.
- Ibid, hlm 356.
- Noorsena, Bambang. 2010. Tuhan Yang Maha Esa Bukan Monopoli Agama. Makalah Diskusi Komunitas Salihara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H