Mohon tunggu...
Frey Immanuel
Frey Immanuel Mohon Tunggu... -

menulis dengan sederhana. \r\n var sc_project=11800296; var sc_invisible=0; var sc_security="c1965a9a"; var scJsHost = (("https:" == document.location.protocol) ? "https://secure." : "http://www."); document.write("");

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cewe Kece di Basement 2 -part 2-

14 Desember 2012   05:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:41 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat, berarti besok libur kerja! seperti biasa hari ini selalu bikin saya semangat. Tidak sabar untuk menantikan jam pulang kantor dan menikmati istirahat panjang di rumah esok harinya. Sengaja hari ini saya berangkat dari kost lebih awal, berharap bisa masuk lebih awal dan pulang lebih awal juga, jatah pulang kampung soalnya. Saya kira perjalanan akan memakan waktu lebih singkat, dan macet belum parah seperti jam saya berangkat biasanya, tapi dugaan saya salah. Justru perjalanan yang saya tempuh menuju kantor semakin padat dan lama. Dari Jakarta Utara sampai Jakarta Selatan biasa saya tempuh 45-60 menit, kali ini harus saya tempuh 80-90 menit perjalanan, WHAT THE?????? Saya kehilangan semangat sampai pada saat saya masuk lobi kantor, saya tidak menyesal, setiap pengorbanan pasti membuahkan hasil yang sepadan. Kecapean, kekesalan saya terobati ketika sesosok itu datang lagi menampakkan wajahnya.

Biasanya setiap kali masuk kerja saya pasti parkir di basement 1, kemudian turun ke basement 2 untuk sampai di lift. Tidak ada yang menarik sebelumnya. Entah kenapa, hari ini, selain berangkat pagi saya juga tidak parkir di basement 1, justru parkir di luar gedung, yang notabene berjarak lebih jauh dari lobi kantor. Dengan gaya mentereng masuk ke lobi utama dan melewati beberapa penjagaan layaknya James Bond, disapa sama resepsionis yang juga ga kalah kece dan akhirnya berhenti di depan pintu lift. Lift di kantor kami memang terkenal lambat, walau sudah ada 4 pintu lift tapi tetap saja membuat saya menunggu lama, sekali lagi saya tidak menyesal dengan keadaan. Saat menunggu penuh haru dan penuh harap itu dari arah lobi muncul sesosok perempuan dengan wajah tak asing lagi. Si CEWE KECE!!!!!!

Gerakannya tampak feminim hari ini, dengan kibasan rambut panjangnya yang hitam lurus, ia seperti bintang iklan shampo!! ditambah dengan lipatan di kelopak matanya  ia seperti bintang iklan Contact lens!! Setiap sudut gerakannya membuat dunia terasa lambat saat itu satu detik serasa 10 menit! Terang saja aku merekam semuanya dalam memoriku. Ada yang berbeda, hari ini gayanya lebih casual dan santai, mungkin karna hari Jumat karyawan diberi keleluasaan dalam penampilan, bebas tapi sopan. Dengan T-shirt Puma berwarna biru muda dibalut dengan sweater biru gelap pekat dan bawahan rok jeans biru ia terlihat lebih segar.

Dia berdiri menunggu bersandar di tembok sebelah kanan dan aku di tengah, kami hanya berjarak satu pintu lift. Tidak bisa kupungkiri dekat dengannya membuat jantung berdebar sepoi-sepoi, adem ayem ! Semua pandanganku menjadi hitam putih nge-blur tapi anehnya hanya dia yang peling jelas dan berwarna. Tidak ada yang bergerak kecuali dia dan gerakan slow-mo nya.

"TING!"

Pintu lift terbuka, semua kembali seperti semula. Dia masuk duluan diikuti dengan rombongannya yang ga penting. Jari kami hampir bersentuhan ketika saya dan dia mencoba memencet tombol yang bertulisan angka dua digit. Sama dua digit tapi di level yang berbeda. Kami berada pada sudut diagonal di sisi yang berbeda. Entah kenapa, hari ini lift yang begitu lama terasa sangat cepat, tidak terasa saya harus keluar dulu dari lift, walaupun terasa berat, tapi kaki ini harus meninggalkannya. Tidak ada kata sapa, tidak ada kata perpisahan. Kami hanya diam, sesekali mencuri pandang. Tidak meninggalkan jejak untuk memancing pertemuan, tapi tidak ada satu hal pun yang kebetulan. Diam,  tanpa kesempatan untuk berharap untuk waktu yang berikutnya. Siklus kehidupan mulai kembali normal.

"KEBETULAN hanyalah TAKDIR yang tidak DIDUGA"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun