Mohon tunggu...
Fret Derau
Fret Derau Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Writer

Menulis untuk berbagi derau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Anak Kerbau

9 Januari 2020   05:06 Diperbarui: 9 Januari 2020   05:09 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Enggak siap dia kuliat menerima kenyataan. Kasian juga mamaknya, siapa lagi yang mau diharapkannya?"

Istriku mendecak tanda susah hati karena prihatin.

Kami kembali tenggelam dalam kebisuan. Melayang dengan pikiran masing-masing yang terbang entah kemana. Beberapa menit berlalu, aku berujar pelan, "Nggak bisa, Mak... Nggak bisa."

Istriku menghentikan rajutannya, ia berpaling ke arahku dengan rasa heran dan ingin tahu apa maksud ucapanku, lalu melanjutkan lagi rajutannya.

"Nggak bisa kita biarkan keluarga itu hancur lebur, Mak," sambungku lirih.

"Jadi... Kekmana kita membantunya...?" Gerakan merajutnya berhenti dan ia kembali menatapku.

Aku terdiam. Tak berani mengucapkan rencanaku yang sudah kutimbang-timbang dari pagi tadi. Aku tau reaksinya kemungkinan besar akan kecewa dan menolak rencanaku itu.

Kutarik napas dalam-dalam, lalu dengan suara rendah kukatakan, "Kita harus bantu..."

"Iya, pake apa, Pak?" sambar istriku cepat seakan dia sudah penasaran dengan gelagatku.

"Hasil penjualan kerbau kita..."

"Hah, apa? Apa maksudmu?!" Spontan istriku terlihat menahan napas karena syok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun