Mohon tunggu...
Fresty Restu Pertiwi
Fresty Restu Pertiwi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pegiat Literasi

Satu kata memiliki makna dan kekuatan tersendiri, teruslah menulis dan menjadi inspirasi untuk orang lain. - Fresty R. Pertiwi -

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Implementasi Model PBL dan Pendekatan TPACK dalam Pembelajaran Matematika Abad 21

8 Juli 2021   21:38 Diperbarui: 8 Juli 2021   22:51 8507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 5. Fase 4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya (Dokpri)

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar atau proses interaksi antara pendidik dan peserta didik yang melibatkan pengembangan pola berpikir siswa dalam memahami konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dan memecahkan masalah yang ada sehingga peserta didik diharapkan mampu untuk mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu cabang ilmu matematika adalah Geometri. Secara Umum geometri adalah merupakan suatu ilmu cabang matematika yang di dalamnya mempelajari garis, ruang, dan volume yang bersifat abstrak dan berkaitan satu sama lain, mempunyai garis dan titik sehingga menjadi sebuah simbol seperti bentuk persegi, segitiga, lingkaran, dan lain-lain.

Segitiga merupakan salah satu bangun datar pada materi geometri. Banyak sekali pengaplikasian dari bangun datar segitiga dalam kehidupan sehari-hari salah satunya pada segitiga siku-siku. Pada segitiga siku-siku berlaku suatu teorema, yaitu teorema pythagoras. Materi teorema pythagoras ini sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika karena akan menjadi materi prasyarat pada bangun ruang untuk mencari panjang diagonal, trigonometri, dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam menghadapi abad-21 ini peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) dan mahir dalam memecahkan masalah. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning). Dalam Modul Matematika SMP yang diterbitkan oleh Kemendikbud menyatakan bahwa Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah dan memilki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. 

Berikut adalah Fase-fase Problem Based Learning

Fase 1 : Mengorientasi Pada Masalah

Fase 2 : Mengorganisasikan Peserta Didik

Fase 3 : Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok

Fase 4 : Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

Fase 5 : Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah

Penulis mengintegrasikan model tersebut dalam pembelajaran masa covid (daring) yaitu dengan menggunakan pendekatan TPACK. Pujiriyanto (2019: 26) menyatakan bahwa, “TPACK merupakan kerangka pengintegrasian teknologi ke dalam proses pembelajaran yang melibatkan paket-paket pengetahuan tentang teknologi, materi, dan proses atau strategi pembelajaran.”

Gambar: Modul Pedagogik (Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21)

Setelah mengimplementasikan model Problem Based Learning dan Pendekatan TPACK penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar peserta didik meningkat. Lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya. 

Gambar 1. Fase 1 Orientasi Pada Masalah (Dokpri)
Gambar 1. Fase 1 Orientasi Pada Masalah (Dokpri)

Pada Fase 1 ini peserta didik diberikan suatu permasalahan yang nantinya akan mereka diskusikan dan pecahkan solusinya bersama kelompok masing-masing. Permasalahan yang dibuat adalah ceritanya adanya seorang anak yang akan mengambil buku di rak paling atas, kemudian untuk mengambil buku tersebut si anak berniat meminta bantuan kepada petugas perpustakaan. Petugas perpustakaan mewarkan bantuan berupa meminjamkan anak tangga dan ia memberikan tiga pilihan ukuran anak tangga 2,5 m, 3,5 m, dan 5 m. Untuk menentukan anak tangga yang mana harus dipilih, maka pessesrta didik diminta bantuannya untuk mencarikan anak tangga dengan ukuran yang tepat. TPACK yang diaplikasikan pada fase ini adalah share screen content knowledge.

Gambar 2. Fase 2 Mengorganisasikan Peserta Didik (Dokpri)
Gambar 2. Fase 2 Mengorganisasikan Peserta Didik (Dokpri)

Pada Fase ini, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan LKPD terbimbing membuktikan rumus Teorema Pythagoras kemudian membantu Adam menentukan anak tangga yang harus dipilih. Setiap kelompok terdiri dari 4 s.d 6 peserta didik. Teknologi yang digunakan adalah platform breakout zoom.

Gambar 3. Fase 3 Membimbing Penyelidikan (Dokpri)
Gambar 3. Fase 3 Membimbing Penyelidikan (Dokpri)

Pada Fase ini, guru berkeliling join ke setiap room untuk membimbing penyelidikan, agar peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan pada tahap ini guru sedang menerapkan kombinasi tecnological knowledge dan pedagogical knowledge (TPK). Pada fase ini juga peserta didik bebas berdiskusi dengan memanfaatkan platfom share screen, seperti gambar berikut:

 Gambar 4. Diskusi kelompok (dokpri)
 Gambar 4. Diskusi kelompok (dokpri)

Gambar 5. Fase 4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya (Dokpri)
Gambar 5. Fase 4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya (Dokpri)

Pada fase ini peserta didik memberanikan diri untuk menyajikan hasil karya atau hasil diskusi di setiap kelompoknya. kelompok yang tidak sedang presentasi menanggapi hasil presentasi teman kelompok yang lain.

Gambar 6. Presentasi Peserta Didik (Dokpri)
Gambar 6. Presentasi Peserta Didik (Dokpri)

Gambar 7. Fase 5 Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah (Dokpri)
Gambar 7. Fase 5 Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah (Dokpri)

Pada fase ini, guru mengevaluasi proses pemecahan masalah melalui aplikasi geogebra untuk membuktikan rumus teorema pythagoras.

Gambar 8. Penyelesaian Masalah Kontekstual (Dokpri)
Gambar 8. Penyelesaian Masalah Kontekstual (Dokpri)

Ketika model PBL dan pendekatan TPACK ini diterapkan pada kelas VIII yang lain ternyata proses dan hasil belalajar peserta didik  sama baiknya. Hasil evaluasi menunjukkan 80% peserta didik memperoleh nilai di atas KKM. 

Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :

  1. Pembelajaran teorema pythagoras dalam membuktikan dan memecahkan permasalahan kontekstual  dengan model pembelajaran PBL dan pendekatan TPACK layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. 
  2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

Adapun rekomendasinya adalah:

  • Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
  • Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hapalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
  • Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.

Daftar Pustaka

Guru Pembelajar.2016.Modul Matematika SMP.Jakarta: Dirjen GTK Kemendikbud

Pujiriyanto.2019.Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21.Jakarta:Kemendikbud

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun