Qui Bene Qantat Bis Orat; dia yang bernyanyi baik, berdoa dua kali. Pepatah ini mengandung makna teologis sekaligus seni. Orang-orang yang bernyanyi baik, merupakan ekspresi kedalaman jiwa yang dekat dengan Allah sebagai Sumber segala nyanyian yang indah dan teratur.
Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, kita temukan bagaimana orang-orang yang merasakan karya kasih Allah, mengisahkan pengamalan mereka dengan mendaraskan syair dan melodi nyanyian yang indah. Allah dikisahkan begitu indah untuk direnungkan dan dinyanyikan. Dan memang, Yang NamaNya Allah, bagiNyalah kemuliaan dan keindahan.
Umat Kristiani saat ini sementara mempersiapkan diri untuk merayakan Paskah. Perayaan paskah ini mengandung tiga arti penting, yakni sengsara, wafat dan kebangkitan. Terhadap sengsara, nyanyiannya ialah alunan syair dan melodi sengsara. Terhadap wafat, nyanyiannya ialah tangisan air mata penuh doa. Terhadap kebangkitan, nyanyiannya ialah kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, yang karena kasih dan setiaNya, Ia rela korban nyawaNya demi keselamatan umat manusia.
Sepintas Saya perhatikan dalam Gereja Paroki Santa Maria Fatima Betun, menarik bahwa rekan-rekan Orang Muda Katolik (OMK), Paroki Santa Maria Fatima Betun, Kabupaten Malaka, Keuskupan Atambua, dengan semangat dan lantangnya berlatih menyanyi. Dirigennya semangat banget. Gitarisnya pun tak mau kalah. Barisan Sopran, Alto, Tenor, Bas berlomba-lomba tak mau kalah, demi menunjukkan yang terbaik buat Perayaan Paskah nanti.
Moga-moga, orang muda semakin sadar bahwa ketika mereka masih muda, mereka ingat akan perjuangan yang masih jauh dan lama ke depan, dan karena itu membutuhkan persiapan yang dapat berjumpa secara harmonis dengan partisipasi dan aktivitas.
RD. Yudel Neno
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H