Senyumnya khas. Sambil memberikan senyumnya, beliau biasanya menempatkan salah satu telapak tangannya di atas kacamatanya untuk melihat lebih jelas, siapa sebenarnya yang ia temui.
Sosok yang Mudah Menyapa
Bertemu siapa saja, khususnya para frater, sapaan manis ; hai anak,….bagaimana..?. Sudah makan ka? Mau ke mana anak?  Para frater ataupun mahasiswa, biasanya merasa sangat gembira kalau disapa demikian. Mengapa? Karena sapaan itu, selain membahasakan kebapaan, tetapi juga kadang-kadang bercorak guyonan.
Sejauh pengalaman saya, apapun yang dikeluhkan, selalu diterima. Entah itu keluhan sebagai mahasiswa maupun sebagai calon imam. Itulah yang membuat para mahasiswa dan para frater merasa betah dan tak segan-segan untuk menyampaikan keluhan dan persoalan lainnya.
Sosok yang Memahami Situasi Kuliah
Kalau situasi kuliah mulai tak bersemangat karena para mahasiswa pada capek, ataupun ngantuk, ataupun jenuh, beliau selalu membuat guyonan untuk mencairkan situasi. Bahkan kadang-kadang, beliau menghentikan aktivitas perkuliahan. Â Â Â Â Â Â
Beliau selalu memberi solusi terhadap persoalan yang dihadapi dengan analisis yang integral. Kalaupun ada yang salah, atau ada yang melanggar aturan komunitas, pertimbangan lain selalu dipakai untuk membedah dan menemukan akar persoalan.
Sahabat Beda Usia
Sekalipun beliau adalah imam, pembina, dosen senior, beliau sebetulnya adalah sahabat beda usia. Beliau tidak segan-segan bersahabat dengan para formandi.