Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebatang Lilin Merah untuk Korupsi

18 April 2020   21:28 Diperbarui: 18 April 2020   21:26 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunyalakan sebatang lilin sembari bersimpuh dengan air mata penuh darah. Harapku, semoga elegi ini, dikuping Sang Maha Adil.

Lilin yang kunyalakan itu, warnanya merah. Kata ibuku dari pedalaman harap, semoga lilin ini menghabiskan keberanian kaum berdasi untuk berdusta.

Nyala lilin itupun terasa panas, bak panas cuaca 33 derajat celsius saat ini. Semoga fenomena salju yang membeku karena timbunan harta karun, hasil pungutan liar, cepatlah berakhir.

Kupingku pun terasa besar kecil, takutnya lilin yang kunyalakan ini, tertiup badai kertas yang kini bercokol di pedalaman saku kaum berdasi.

Betun, 18/04/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun