Pasca menerimakan Sakramen Krisma untuk ribuan peserta Krisma di Paroki Santa Maria Fatima Betun, Kamis, 24/10/2019, Uskup Atambua: Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr, Uskup Atambua kembali dijemput oleh Umat Lingkungan Matai, Tabene, Lo'olatar (Matatar) untuk merayakan misa syukur panen raya, Jumat, 25/10/2019.
Bapak Uskup dijemput oleh sekelompok tokoh adat di Paroki Betun, dan Bapa Uskup diarak dengan berpakaian adat lengkap menuju Matai. Bapak Uskup dijemput dengan tarian likurai dan pengalungan.
Sebelum Perayaan Ekaristi dimulai, Uskup Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr, bersama dengan Deken Malaka, Rm. Edmundus Saku, Pr, Rm. Â Eman Kiik, Pr, Rm. Yanto Bere, Pr, Rm. Marsel Nai Kei, Pr dan Diakon Yudel Neno, Pr rehat sejenak di Rumah Adat Uma Bot Matiris Raimea.
Perayaan Ekaristi syukur panen raya ini, dipimpin oleh Bapa Uskup Atambua.
Dalam kata pengantar plus khotbahnya, Mgr. Domi menegaskan tentang Malaka sebagai tanah yang kepadanya Tuhan telah memperkenankan kesuburanNya di Tanah Malaka ini, sehingga setahun bisa panen sampai tiga kali. Â
Dalam khotbahnya, Mgr. Domi menegaskan poin-poin penting yakni syukur karena panen, ladang hati dan ladang bumi pertiwi.
"Kita bersyukur karena Tuhan memperkenankan kita untuk mengolah dan memanfaatkan alam ciptaanNya. Dan sebagai orang beriman, kita patut mempersiapkan hati kita sebagai ladang untuk tumbuh subur dan berkembangNya Sabda Allah sebagai kekuatan hidup kita," pungkas Mgr. Domi Saku.
Perayaan Ekaristi itu berakhir dengan khidmat.
Turut hadir dalam Perayaan Ekaristi, Rm. Mundus Nahak, Pr (Pastor senior Keuskupan Atambua).
Pasca Perayaan Ekaristi, Mgr. Domi mengungkap isi hatinya bahwa kecintaanya untuk Tanah Malaka, sudah tumbuh sejak tahun 2008, di mana, Malaka memiliki bendungan yang besar tetapi tetap mengalami kekeringan.
Karena situasi seperti itu, lanjut Mgr. Domi, tahun ini (2019), Malaka mengalami kemajuan dalam produktivitas dan pengembangan ekonomi.
Mgr. Domi melanjutkan bahwa sejak awal, dirinya selaku Pemimpin Tertinggi Agama Katolik di Keuskupan Atambua, mendukung penuh program revolusi pertanian Malaka tanpa harus terlibat dalam politik (baca: politik praktis).
Mgr. Domi memberi apresiasi sebesar-besarnya untuk umat di Lingkungan Matai, Lo'olatar, Matatar, Paroki Santa Maria Fatima Betun, Kabupaten Malaka, atas produktivitas yang luar biasa.
Mgr. Domi juga mengingatkan bahwa tahun ini, musim hujan akan sangat singkat, karena itu, kita harus bekerja dengan cerdas karena Tuhan akan memberikan waktu yang sangat sempit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H