Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja di Motadikin

24 Oktober 2019   19:52 Diperbarui: 24 Oktober 2019   19:56 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja di Motadikin, menakjubkan! Aku lupa, berapa jumlah jejak kaki para pengunjung sebelumnya.

Melihat si nelayan kecil menari dalam tubuh sampan ciliknya, di atas arus air, aku teringat akan jejak-jejak langkah mundur yang hampir hilang, waktu itu.

Si nelayan itu, terus maju, pantang mundur. Makin deras arus air, tak pudar  asyiknya. Ada yang berbeda antara Si Nelayan yang maju dan jejak langkah yang mundur.

Antara tapak-tapak kaki dan genggaman jari jemari, aku jatuh cinta pada eratnya si jemari menggenggam, menatap seakan-akan dekat, mendayung hingga tiba.

Jejak-jejak langkah mundur yang hampir hilang. Di penghujungmu, kuucapkan sayonara. Aku ingin berada bersama sampan cilik, dengan tarian nan indah, rintisan aura sang nelayan, aku ingin menggenggam tatapan yang jauh dalam langkah-langkahku yang sekarang.

Motadikin, 24/10/19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun