Gereja Katolik dalam perjalanan sejarah, menyadari betapa pentingnya peranan kaum muda dalam kegiatan-kegiatan Gereja.
Sejumlah tulisan, terbitan dokumen, katekese-katekese terus berlangsung dari waktu ke waktu tiada henti, sebagai upaya penyadaran terhadap umat seluruhnya dan kaum muda khususnya.
Kaum muda adalah tulang punggung Gereja karena dalam status mereka yang muda, memudahkan juga partisipasi mereka dalam Gereja.
Keuskupan Atambua dalam semangat membangun persahabatan Kristiani, turut memberdayakan kaum muda agar hidup dan karya mereka tak luput dari semangat persaudaraan dan persahabatan berciri khas Kristiani. Ciri khas itu ada pada Salib.
OMK bukannya kumpulan orang-orang semata, melainkan persekutuan yang berciri khas Kristiani dengan mengutamakan ajaran Kristus yang berpusat pada Salib dan tentang bagaimana seharusnya seseorang berkorban dan memperlakukan sesamanya.
Tak ada kasih seseorang yang rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan sahabat-sahabatnya. Sampai titik ini,Gereja pun menyelenggarakan berbagai event rohani untuk menumbuhkembangkan semangat OMK.
Ada berbagai kegiatan misalnya WYD, AYD, IYD dan khusus untuk Keuskupan Atambua, dikenal Keuskupan Atambua Youth Day (KAYD).
Sejak tahun 2015, Keuskupan Atambua menyelenggarakan KAYD untuk pertama kalinya, melibatkan seluruh OMK Keuskupan Atambua, yang berpusat di lapangan depan Keuskupan Atambua.
KAYD ini diselenggarakan empat tahun sekali. Pasca 2015, kali ini, tahun 2019, yang menjadi tuan rumah adalah Paroki Santa Maria Fatima Betun, Kabupaten Malaka, Propinsi NTT.
Kegiatan KAYD akan berlangsung dari tanggal 22 dan berpuncak pada tanggal 27 September 2019.
Sesuai kesepakatan, sebelum perayaan puncak KAYD, event sebelumnya diselenggarakan pearakan Salib KAYD oleh OMK, hingga ke-66 Paroki Keuskupan Atambua mendapat giliran.
Tanggal 14 September merupakan momen bagi OMK dan umat Paroki Santa Maria Fatima Betun, menerima dan berarak bersama Salib hingga Pusat Paroki.
Semua upaya dan keterlibatan merupakan aksi-aksi rohani untuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan, khususnya Orang Muda Katolik.
Harapan paling utama ialah KAYD, dengan aksi utama perarakan Salib ini, semoga menjadi momen bagi Orang Muda Katolik untuk memetik hikmah, betapa Yesus dalam statusNya yang masih muda, Ia berkorban hingga titik darah penghabisan.
Kayu Salib yang membentang secara horisontal melambangkan kasih terhadap sesama dan lingkungan hidup. Kayu Salib yang menjulang vertikal, melambangkan kasih terhadap Allah. Kedua kayu Salib menyatu, melambangkan kasih terhadap Allah dan terhadap sesama, tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Karena itu, KAYD merupakan momen yang tepat bagi Orang Muda Katolik (OMK) untuk merefleksikan hidup dan karyanya dalam kerangka kasih terhadap Allah dan terhadap sesama yang berpuncak pada iman dan kesaksian yang membuahkan kreativitas-kreativitas sebagai tempat OMK berkanjang dalam dunia.
Salam Salib Suci...Tuhan Memberkati
Diakon Yudel Neno, Pr.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H