Hari ini, Sabtu, 20/07/2019, saya memetik hikmah dari pengalaman bersama Bapa Uskup Atambua; Mgr.Dr. Dominikus Saku, Pr. Bapa Uskup Atambua, mengawali hari ini dengan bekerja tangan.
Saya terkesima! Luar biasa! Mgr. Domi, sosok yang mengagumkan. Bagaimana tidak, beliau sendiri berinisiatif bekerja tangan memilih kayu-kayu kering, menempatkan beraturan dan bersusun-susunan dari depan Puspas hingga jalan raya. Ikut bekerja bersama Mgr. Domi, Rm. Vinsen Naben, Om Bruno, Diakon Robby Kiik, Diakon Yustus Nipu dan Diakon Yudel Neno serta dua pegawai Puspas. Â
Walaupun kami (para Diakon) terlambat bergabung tetapi ada pengalaman menarik. Ada suatu spirit, di mana sang gembala turun tangan dan yang digembalakan ikut bergabung. Mgr. Domi tidak hanya mengontrol tetapi ia sendiri turun tangan. Bahkan ia sendiri yang memulai untuk bekerja.Â
Awalnya, kami merasa segan. Memang kerja tangan itu sudah merupakan praktek yang biasa bagi Mgr. Domi sejak ia sendiri belum menjabat sebagai Uskup. Â
Sambil bekerja, saya perhatikan betul keseriusan Mgr untuk bekerja. Di sela-sela kesibukannya untuk mempersiapkan Pertemuan Pastoral (Perpas) Regio Nusa Tenggara (Nusra) ke XI 2019 di Keuskupan Atambua, Mgr. masih menyisihkan waktu untuk bekerja tangan. Â
Melihat serakan sampah-sampah plastik, Mgr. Domi lantas mengatakan, "plastik-plastik itu perlu dipilih. Sebab kalau kita sudah umumkan untuk perangi sampah plastik maka di sekitar ini perlu lebih dahulu bersih, pungkas Mgr. Â
Dari pengalaman bekerja bersama Bapak Uskup Domi, saya teringat akan keteladanan Sang Gembala Utama. Yesus menggembalakan murid-muridNya dan Ia berjalan di depan (bdk. Mrk.10:32). Yesus berjalan di depan untuk menunjukkan teladan bagi para muridNya. Berjalanlah mengikuti jalan ini. Untuk memulai butuh pengorbanan dan kerendahan hati.
Saya memetik hikmah pekerjaan hari ini dalam konteks itu, bahwa Mgr. Domi berinisiatif bekerja dan kami pun turut bekerja. Â Ada suatu spirit keteladanan yang luar biasa. Kelihatannya biasa saja tetapi semangat yang ditanamkan oleh Mgr, untuk bekerja memang luar biasa. Â
Inilah sesungguhnya spirit keteladanan sang gembala bahwa ia sendiri memulai lebih dahulu untuk menunjukkan teladan. Memang menjadi pemimpin, diperlukan semangat pelayanan, yang daripadanya seseorang sadar bahwa pemimpin sesungguhnya bukanlah jabatan melainkan tindakan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H