Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pilihan yang Harum

18 Juli 2019   06:13 Diperbarui: 18 Juli 2019   07:14 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibarat setitik air di pinggir timba, kutepikan langkahku di ujung jemari kuatMu.


Setitik debu di timbang neraca, kugadaikan tatapku demi visi yang mulia.


Awalnya kuragu, tak mungkin ini terjadi tatkala terombang-ambing di tengah amukan badai hidup.


Apapun itu, siapapun dia, sekali kupilih tetaplah kupilih
Lebih baik memilih daripada tidak. Bukan untuk menghindari risiko. 

Aku ingat nasehat Ibunda, genggaman resiko jauh lebih berat tatkala tatkala memilih menghindari resiko hidup.


Aku ingin, pilihanku ini mengharumi aroma suciMu

Lalian Tolu, 18/07/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun