Kalau mau "dibilang" Prabowo adalah salah satu tokoh yang masuk dalam jajaran kaum elit apakah itu yang mau dimaksudnya dengan dirinya lebih TNI?
Pertanyaan-pertanyaan seperti di atas dapat saja muncul dalam benak publik. Problem berikutnya ialah kalau memang pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang kini secara diam-diam digeluti oleh publik, maka sangat berkosenkuensi pada elektabilitas Prabowo.
Publik bisa saja menilai bahwa pernyataan Prabowo ini merupakan bentuk kekecewaannya dirinya terhadap TNI dalam status sebagai mantan perwira TNI. Bahkan pada titik paling ekstrim, pernyataan Prabowo ini bisa dinilai sebagai suatu sikap meremehken TNI dan bahkan anti TNI.
Memang dalam formulasi kalimat, secara eksplisit, tidak ada kata meremehkan apalagi anti TNI. Tetapi berbagai penafsiran dapat saja muncul mengingat bahwa situasi sekarang berada dalam upaya tiap warganegara untuk memperjuangkan paket dijagokannya.
Tentu, secara epistemik, tidaklah benar bahwa pernyataan Prabowo dilebih-lebihkan tetapi tidak dapat dihindari kenyataan bahwa pasca pernyataan Prabowo yang dinilai kontroversial itu, bisa saja muncul pihak lain yang bertarung memperkeruh suasana untuk meraup keuntungan bagi dirinya, bagi timnya atau bagi paket yang dijagokannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H