Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menemukan Filosofi Segitiga dalam Kompasiana

30 Januari 2019   10:46 Diperbarui: 30 Januari 2019   21:39 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah giat literasi, Kompasiana sebagai salah satu jurnalisme warga (online) hadir menerjemahkan ketekunan berliterasi dalam aktivitas yang lebih nyata yakni sebagai ruang dan peluang bagi warganet untuk menulis, membaca, berdiskusi, saling menilai dan berkomentar.

19 Oktober 2014, saya bergabung dalam platform digital Kompasiana sebagai wadah bagi warga untuk menyalurkan berbagai isi kepalanya. Sejak menjadi kompasianer saat itu hingga sekarang, semangat membaca, menulis dan berdiskusi menjadi rutinitas yang terus saya lakukan. 

Dalam berbagai forum diskusi, selalu saja saya bagikan pengalaman terkait dengan ketekunan merawat semangat literasi, khususnya dalam media online Kompasiana.

Tengah gencarnya diskusi-diskusi, saya menemukan adanya pola pikir yang menghambat kemauan untuk menangkap peluang dalam Kompasiana. Menjadi kompasianer begitu sulitnya bak tes PNS masa kini. Padahal mudah saja untuk menjadi kompasianer. 

Cukup dengan mendaftar sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan, seseorang bisa menjadi kompasianer. Tentu maksud ini erat kaitannya dengan kontribusi para kompasianer dalam perkembangan ilmu pengetahuan masa kini.

Menurut hemat saya, untuk memperoleh pengetahuan yang memadai, tidak cukup hanya dengan membaca. Apa yang dibaca patut dibagikan bagi yang lain demi perkembangan ilmu pengetahuan dalam skala yang lebih luas. 

Atas cara ini, ciri sosial aktivitas membaca ditampakkan. Dalam konteks ini, menulis dan berdiskusi mendapat tempatnya. Membaca, menulis dan berdiskusi bak  tiga sudut yang saling mengandaikan dalam satu pola segitiga. 

Tiga sudut ini dijiwai oleh satu kerangka utama yakni analisis. Filosofi tiga sudut ini dapat ditemukan dalam berbagai media sosial entah printed maupun digital. Salah satu media untuk berbagi ilmu pengetahuan adalah Platform blog Kompasiana.

Para kompasianer dan warganet yang rajin mengakses platform Kompasiana tak dapat menyangkal kenyataan akan betapa besarnya kontribusi para kompasianer dalam perkembangan ilmu pengetahuan masa kini. 

Saya sendiri mengalami itu, ketika pikiran buntu karena berbagai aktivitas harian, saya segera mengakses Kompasiana untuk mendapatkan informasi dan inspirasi.

Kajian-kajian para kompasianer mulai dari yang ringan sampai yang paling berat memacu semangat saya untuk terus membaca, menulis dan berdikusi bersama rekan-rekan saya. 

Selain unsur-unsur akademik ini, ada juga unsur-unsur lain berupa view (jumlah pembaca), rating (jumlah penilai), komentar yang turut memacu semangat untuk terus aktif dalam platform Kompasiana. 

Tak dapat disangkal bahwa seringkali minat untuk membaca, menulis dan mendiskusikan sebuah artikel turut ditentukan oleh banyaknya jumlah view, rating dan komentar. Tiga ini poin juga boleh juga dikatakan sebagai tiga sudut yang sama dalam satu pola segitiga.

Jika dalam tiga sudut segitiga (membaca, menulis dan berdiskusi), ketiganya dijiwai oleh analisis, maka dalam tiga sudut segitiga berikut ini (view, rating dan komentar) dijiwai oleh ketekunan. 

Ketekunan yang dimaksud adalah tekun menulis, tekun membaca, tekun berdiskusi (beromentar). Ketekunan memungkinkan seseorang untuk taat membaca sebuah artikel, rajin menghasilkan karya tulis, tulus dalam memberi rating dan komentar disertai murninya motivasi untuk berdiskusi.

Dokpri
Dokpri
#Kampung Kupang-NTT


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun