Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ada Apa Seusai BTP Bebas?

25 Januari 2019   11:00 Diperbarui: 25 Januari 2019   11:10 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
banjarmasin.tribunnews.com

Terbebasnya Basuki Tjahaja Purnama (BTP) dari Rutan Mako Brimob seusai menjalankan masa hukumannya (Kamis, 24/01/2019), bak anak hilang yang ditemukan kembali. Masyarakat pada umumnya antusias menyambut kekembalian BTP. Bahkan nama BTP kembali mewarnai dan disinyalir mendominasi goggle dalam waktu sesaat. Berbagai media online dalam pemberitaan BTP, ibarat sedang menghadapi meja dewan juri untuk meraih kemenangan.

Satu pertanyaan kritis ialah apa yang melatarbelakangi sikap antusias masyarakat terhadap peristiwa bebasnya BTP? Apakah semangat antusias oleh masyarakat ikut-ikutan? Ataukah sikap antusias itu semata-mata untuk membalas kebaikan BTP semasa menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta?  Berbagai pengandaian dapat kita lakukan.

Hemat saya, semenjak Ahok terpidana, ada suatu kerinduan besar dari sebagian besar masyarakat untuk tidak hanya bertemu dengan sosok Ahok melainkan kerinduan akan Ahok agar kembali menjalani aktivitas hariannya secara dekat dan kelihatan di tengah masyarakat. 

Kerinduan seperti ini, mungkin tepat kalau dikatakan bahwa berpadanan dengan kerinduan masyarakat akan Ahok sebagai sosok yang jujur, transparan, tegas dan tidak berbelit-belit dalam pelayanan terhadap masyarakat, sekurang-kurangnya semasa menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Hemat saya, sosok BTP perlu waspada dengan sikap antusias masyarakat di tengah kondisi sarat dengan aktivitas perpolitikan. Entah sikap antusias mereka memang tulus ataupun ada motivasi lain di balik itu. Semuanya bisa saja terjadi, ketika politik banting stir mengemuka ke depan.

Bisa saja sikap antusias masyarakat, belakangan menimbulkan berbagai pertanyaan. Kog bisa ya..seseorang yang baru saja terbebaskan sebagai narapidana, disambut kedatangannya ibarat menyambut seorang pejabat pemerintahan ketika melakukan kunjungan pelayanan? Apakah dengan sikap seperti ini, masyarakat mau menunjukkan bahwa sebenarnya Ahok tidak bersalah pada waktu itu? Mungkin tidak, sebab tidak lagi memadai untuk bertanya seperti itu, tetapi boleh-boleh saja kalau pengandaian seperti itu muncul. Semua itu adalah bagian dari menafsir dinamika, yang banyak kali melahirkan pikiran dan aktivitas yang dinamis pula.  

Seperti  sudah saya uraikan sebelumnya, dan menegaskan kembali itu, hemat saya, sikap antusias masyarakat itu tidak terlepas dari sosok seorang Ahok yang jujur, tegas, transparan dan tegas dalam pelayanan terhadap masyarakat semasa menjabat sebagai Gubernus DKI Jakarta. Sakingnya, karena sikap-sikap Ahok ini, ia dikenal dan bahkan dirinya dijadikan sebagai "sosok yang berketeladanan" dan caranya memimpin pun selalu menjadi bahan positif perbincangan publik.

Pertanyaannya? Apakah Ahok yang kemudian lebih suka dipanggil BTP sesuai bebas, ia kembali terjun dalam dunia politik? Memang semasa dalam Rutan, Ahok sendiri mengatakan bahwa seusai ia bebas, ia lebih memilih untuk kembali menekuni bidang perbisnisannya daripada terjun dalam dunia politik. Tentu tidaklah salah, karena sikap seperti itu merupakan putusan individualnya. 

Yang perlu diwaspada adalah jangan sampai sikap antusias dari publik itu sebagai bagian dari upaya untuk mematahkan komitmen yang telah dibangun oleh Ahok sendiri terkait dengan terjun tidak dirinya dalam panggung politik seusai bebas dari Rutan. 

Analisis seperti ini tentu tidak bermaksud untuk mencampuri urusan pribadinya BTP, karena hemat saya, bari seorang Ahok-BTP, cukup rumit untuk mematahkan komitmen yang telah ia bangun sebelumnya.  

Apakah BTP kembali terjun dalam dunia politik? Mungkin lebih tepat kalau pertanyaan ini langsung saja ditanyakan pada sosok BTP. Apakah sikap antusias masyarakat merupakan wujud nyata dari harapan mereka akan sosok BTP mesti kembali terjun dalam dunia politik? Sampai di sini, saya dengan tahu dan mau mengakhiri tulisan ini, supaya pembaca sekalian bisa melanjutkannya dengan cara  berpikir sendiri dan tentu atas kajian yang lebih mendalam lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun