Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mulutmu Harimaumu

8 Oktober 2018   22:58 Diperbarui: 13 Oktober 2018   19:56 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun ungkapan atau peribahasa yang patut dikenakan pada Ratna Sarumpaet. Mulutmu Harimaumu. Benarlah bahwa dengan menipu, Ratna Serumpaet memangsa dirinya sendiri. Bakalan terseret sebagai mangsa adalah Fadli Zon dan Prabowo Subianto karena tidak kritis menyikapi persoalan yang diumbar Ratna Serumpaet. Entah apapun alasannya, mestinya sebagai seorang Wakil Ketua DPR (Fadli Zon) dan sebagai seorang calon pemimpin bangsa ini (Prabowo), sikap kritis mesti menjadi benteng pertahanan agar tidak mudah terseret dalam jurang penipuan dan jurang persoalan.  

Tak dapat dipungkiri bahwa tindakan Prabowo yang terlalu cepat menggelar konfrensi pers (grusa-grusu) terkait dengan informasi penipuan Ratna Sarumpaet merupakan suatu sikap yang tidak perlu ditiru. Bagaimanapun juga, sikap seperti ini bertendensi melemahkan komitmen partisipan politik  walaupun untuk sementara belum bisa diukur dan dibuktikan secara valid.

Bagi mereka yang terkategori sebagai pemilih rasional (tipologi pemilih rational) sikap grasa-grusu seperti yang dilakukan oleh Pak Prabowo merupakan suatu batu sandungan karena menampakkan rekam jejak yang tidak kritis menyikapi persoalan.

Penilaian kritis seperti ini pun patut disampaikan oleh siapapun kalau ia benar-benar hendak mengabdi pada kebenaran, apalagi generasi muda. Menyampaikan suatu penilaian kritis dengan berpihak pada kebenaran dengan sasaran membedah fenomen degradasi moral merupakan tugas luhur setiap kaum muda sebagai tulang punggung bangsa tercinta ini. Siapapun dia kalau ia mengatakan bahwa ia berpihak pada kebenaran sementara berhadapan dengan fakta degradasi moral, ia tidak  atau memilih untuk tidak mengatakan apa-apa, sebenarnya ia sedang menyangkal pendirian moralnya sendiri.

Nasehat moderatnya adalah pertimbangkan terlebih dahulu sebelum mengatakan sesuatu karena lidah seringkali berubah menjadi senjata yang dapat memangsa tuannya sendiri dan sahabatnya sendiri. Waspadalah, sebab strategi untuk memenangkan kepentingan seringkali dipoles sedemikian rupa sehingga hanya orang-orang benar dan tuluslah yang dapat mengetahui pula dengan benar dan atas solusi  yang tepat mengatasi setiap persoalan dengan mempedomani nilai-nilai pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun