Yang kedua; Orang yang menginginkan keberadaan dan kehidupan temannya demi teman itu. Yang ketiga; Orang yang selalu bersama dalam persahabatan (bersama dalam arti dekat dan jauh). Yang keempat; orang yang keinginan-keinginannya sama seperti kita. Yang kelima; orang yang berbagi kesedihan dan kegembiraan dengan temannya.Â
Kelima pernyataan ini didasarkan pada keyakinan bahwa seorang yang baik tetap konsisten dengan pertimbangannya sendiri.Â
Hal yang mendasari cinta diri untuk membangun persahabatan menurut Aristoteles adalah kehendak baik. Kehendak baik ini isinya adalah kasih sayang. Sehingga entah orang yang kita kenal maupun tidak, setiap kali berpapasan muka dengannya kita terpanggil untuk bersahabat dengannya.Â
F. Persahabatan dan Kebahagiaan
Aristoteles mengatakan bahwa manusia dalah makhluk sosial dan makhluk politik. Karena itu kondisi alamiahnya adalah hidup bersama orang lain. Konsekuensinya membutuhkan yang lain adalah strategi untuk mencapai kebahagiaan.Â
Lantas bagaimana mencapai kebahagiaan dalam sebuah persahabatan? Pertama-tama kita perlu melihat arti kebahagiaan. Menurut Aristoteles, kebahagiaan bukanlah suatu sifat. Kebahagiaan merupakan suatu aktivitas. Aktivitas yang dimaksud adalah ativitas jiwa (akal budi) bersesuaian dengan kebajikan (perilaku baik seseorang). Sebagaimana akal budi dan setiap tindakan selalu terarah kepada yang baik sedemikian itu akal budi dan setiap tindakan mesti menjunjung tinggi persahabatan dalam hidup bersama.Â
Di sini, persahabatan yang baik menunjuk pada kebaikan tertinggi yakni kebahagiaan. Persahabatan yang menunjuk pada kebahagiaan sebagai yang baik dalam dan pada dirinya sendiri tentu mengacu secara tegas pada jenis persahabatan yang dilatarbelakangi oleh kebajikan atau keutamaan bukan kegunaan dan kesenangan. Mengapa demikian? Karena kegunaan dan kesenangan bukanlah sesuatu yang baik pada dirinya sendiri melainkan datang dari luar dan bersifat kebetulan saja.Â
Aristoteles memperlihatkan bahwa ada dua jalan utama untuk mencapai kebahagiaan yakni jalan akal dan jalan kebajikan. Puncak dari jalan akal adalah kontemplasi dan puncak dari jalan kebajikan adalah etika jalan tengah (meden agens).Â
Akal budi mencapai kebahagiaan dalam persahabatan apabila akal budi digunakan untuk merenungkan tentang dimensi illahi persahabatan bahwa seseorang ia berharga pada dirinya sendiri.Â
Kebajikan mencapai kebahagiaan dalam persahabatan apabila tindakan kita terhadap seorang sahabat bergerak menurut bagaimana kita bertindak untuk diri sendiri. Di sini kemampuan untuk bertindak merupakan perwujudan dari keutamaan akal budi.Â
Dengan demikian, kita dapat mencapai kebahagiaan. Karena kebahagiaan adalah aktivitas di mana akal budi bersesuaian dengan tindakan atau kebahagiaan. Atau dengan kata lain akivitas yang bertolak dari pengetahuaan (kebijaksanaan teoretis) menuju pada kebijaksanaan (kebijaksanaan praksis).Â