Saya ingin berkisah tentang kompasiana. Kisah itu adalah kisah tentang apa yang saya alami dan apa yang saya rasakan. 19 Oktober 2014 merupakan sebuah langkah awal yang istimewah. Saat itu saya mengobrak-abrik google, mencari media online yang tepat, guna mempublikasikan tulisan-tulisan saya.Â
Karena menggebunya semangat untuk menulis, akhirnya tulisan pun makin banyak. saya pun mulai memikirkan bagaiamana caranya dan apa medianya, sehingga tulisan-tulisan saya ini dapat diabadikan. Tentunya saya merasa sangat rugi jika tulisan-tulisan ini rusak termakan virus dan saya merasa gagal, jika tulisan-tulisan saya ini tidak memberikan kontribusi dalam khazanah berpikir publik.
Dari antara media online yang saya temukan, saya memfokuskan diri pada media online kompasiana. Ada dengan kompasiana? Â Pertanyaan ini menuntun saya untuk mempelajari ketentuan-ketentuan kompasiana secara satu persatu. Setelah itu, segera saya memutuskan untuk mendaftar.Â
Proses pendaftaran sangat mudah dan langkah-langkahnya pun sangat sederhana. Sebagaimana menurut hemat saya bahwa media yang tulus pengabdiannya pada publik, tentunya akan menyediakan proses yang mudah dan langkah-langkah yang sederhana. Setelah mengikuti langkah-langkah yang ada, akhirnya saya diakomodir menjadi penulis online.
Motivasi awal untuk menjadi penulis media online sangat sederhana yakni supaya tulisan-tulisan saya dapat dipublikasikan dan dapat dikonsumsi oleh publik. Dalam perjalanan waktu, sembari menulis dan mempublikasikan tulisan, saya pun mulai membaca tulisan dari kompasianer lainnya.
 Motivasi awal akhirnya mengalami perkembangan. Ternyata kompasiana bukan hanya media untuk menulis melainkan juga untuk membaca dan mendapat informasi-informasi aktual dan terpercaya guna menambah khazanah berpikir. Media ini juga menuntun saya untuk memahami dan menghayati segala perbedaan yang ada sebagai kekayaan yang menghiasi bumi pertiwi Indonesia tercinta ini.
Aktivitas menulis, mempublikasikan, membaca dan saling memberi komentar terus berlangsung, sampai pada akhirnya saya menemukan beberapa prinsip yang tersirat dalam media online ini. Prinsip-prinsip ini saya simpulkan berdasarkan kedekatan mendalam saya bersama kompasiana.
Prinsip Keterbukaan
Saya merefleksikan, betapa agungnya keterbukaan kompasiana bagi setiap warga negara Indonesia untuk mempublikasikan karya-karya tulisnya. Saya selalu mengalami bahwa tulisan saya selalu dipublikasikan. Kondisi ini pun mengantar saya sambil bermenung, semangat menulis pun makin dimurnikan. Keterbukaan kompasiana sungguh mengetuk pintu hati saya untuk membuka diri, mengerahkan segala kemampuan saya dan kemudian menulis dengan penuh kegembiraan. Dalam prinsip keterbukaan ini, kompasiana semakin menegaskan pemberlakuan yang sama terhadap setiap kompasianer.
Prinsip Bebas Berpendapat
Ruang dan peluang yang begitu besar mengondisikan saya untuk bebas berpikir dan berpendapat melalui kompasiana. Siapa saja boleh menulis dalam media ini, sejauh ia telah resmi menjadi kompasianer. Ide-ide cemerlang tentang berbagai tema dan situasi dapat dituangkan sejauh tidak menyalahi ketentuan kompasiana. Tulisan-tulisan dipublikasikan menurut rubrik-rubrik yang ada dalam kompasiana, selalu berhasil ditayangkan. Pendapat seperti apapun selalu dipublikasikan. Situasi ini mengantar saya untuk bermenung betapa luhurnya kebebasan yang saya peroleh untuk mengekspresikan kemampuan saya melalui tulisan-tulisan.