Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teologi Pembebasan sebagai Sebuah Teologi Keberpihakan

13 Juni 2015   21:19 Diperbarui: 25 Oktober 2018   23:51 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomen Sikap Hidup Ikut Arus

          Seekor bebek sejak kecil ia berenang mengikuti arah arus air. Ketika ia merasa mulai kuat ia berani untuk melawan arus air. Ia semakin kuat setelah melewati lawan arus. Demikian juga sebuah laying-layang justru membubung tinggi karena daya tahannya melawan derasnya arus angin. Cuplikan cerita ini menandaskan sikap ketahanan atau dalam bahasa kita dinamakan komitmen hidup. Hidup tanpa komitmen tidak membawa pembebasan bagi diri. Setiap tugas yang diberikan justeru dialami sebagai beban bukannya sebagai proses belajar yang membutuhkan ketekunan karena sikap hidup yang mudah ikut arus. Waktu disediakan untuk pengerjaan berdoa, belajar dan pengerjaan tugas lebih sedikit daripada waktu untuk sekedara hura-hura.

3. Penutup

     Sebagai orang-orang yang terpanggil secara khusus, mari kita berpihak pada kebenaran dengan komitmen dan tanggung jawab hidup yang menyelamatkan. Jika Yesus Kristus membawa pembebasan bagi orang-orang Yahudi dalam historisitas-Nya dan membawa keselamatan universal bagi kita semua. Mari kita menghayati peristiwa pembebasan dan keselamatan itu dalam hidup kita sehari-hari. Dengan membebaskan diri dari ketertindasan kemalasan, ketertindasan rendah managemen waktu dan kegiatan. Jika Yesus Kristus berpihak pada kaum miskin dan kaum tertindas, mari kita berpihak pada komitmen dan ketekunan hidup. Mari kita menghayati spiritualitas pembebebasan dan spiritualitas salib dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

Kita semakin merasa bebas dan dibebaskan ketika kita selalu berpihak pada kekecilan dan kebenaran.

 

[1]Herman Punda Panda, Bahan Kuliah Kristologi Semester IV, (Kupang : FFA, 2003), hlm. 29.

[2]Ibid, hlm. 14.

[3]Ibid, hlm. 28.

[4]Status quo berarti orang-orang yang tetap bertahan dalam kondisinya yang buruk dan tidak mau untuk bertobat dan berubah. George Kircberger, Allah Menggugat, Sebuah Dogmatik Kristiani, (Maumere : Ledalero, 2007), hlm. 233.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun