Jenis converter listrik yang berfungsi mengubah masukan tegangan DC langsung dari modul surya fotovolatik menjadi tegangan AC. Sehingga nantinya bisa dipakai di rumah secara langsung.
Meter Ekspor Impor
kWh meter, yang berfungsi untuk mengukur aliran masuk listrik dari jaringan distribusi PLN ke pelanggan (impor), sekaligus mengukur arus keluar listrik dari sistem PLTS atap ke jaringan distribusi PLN (ekspor).
Beban/Peralatan listrik
Merupakan pengguna akhir listrik, misalnya peralatan listrik rumah atau kantor.
Panel Distribusi AC
Alat yang berfungsi untuk membagi beban keluaran inverter sesuai dengan kapasitas masing-masing beban.
DC Breaker
Alat yang berfungsi sebagai breaker dari panel surya ke inverter, untuk menghindari terjadinya hubung singkat.
Itu tadi beberapa komponen penting yang ada pada sistem PLTS on-grid, mengingat sistem ini lebih sederhana dan memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem PLTS off-grid. Menurut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Indonesia memiliki potensi tenaga surya sebesar 207,8 GW. Dari angka tersebut, diharapkan PLTS atap dapat menyumbang banyak pemanfaatan tenaga surya yang ada di Indonesia. Sehingga target transisi energi Indonesia yaitu penggunaan energi baru terbarukan sebanyak 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2030 tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H