Budaya adalah salah satu dari sedikit area di perusahaan dimana CEO memiliki dampak dan pengendalian secara langsung. Selain itu, CEO juga dapat mempengaruhi manajemen untuk mengambil tindakan terhadap budaya.Â
CEO harus dapat menanamkan mindset bahwa budaya merupakan suatu aset dan belajar untuk dapat mengatur risiko budaya tersebut baik secara internal maupun eksternal perusahaan. Hal ini dikhususkan selama 2 tahun terakhir dimana kita melihat bahwa CEO berusaha untuk mencari solusi dan cara agar dapat bersaing dengan perusahaan lain selama Pandemi COVID-19.
Business strategy is the battleplan for a better future. - Patrick Dixon
Apa Strategi Terbaik untuk Mengelola Risiko Budaya selama Pandemi COVID-19?
Banyak perusahaan yang telah menerapkan praktik seperti penilaian budaya dasar dan survei kepada karyawan. Akan tetapi, mereka juga harus dapat menyesuaikan antara budaya karyawan dan perusahaan serta visi dan misi perusahaan.Â
Hal ini membutuhkan tindakan yang perlu dilakukan seperti mengajukan pertanyaan terkait visi dan misi dan nilai-nilai perusahaan serta keselarasan dan keterkaitan antara visi dan misi dengan nilai-nilai perusahaan tersebut.
Perusahaan yang baik biasanya akan melangkah lebih jauh dari mengevaluasi penilaian risiko budaya saat ini dan mempertimbangkan cara yang lebih baik untuk mengukur dan memantau budaya risiko tersebut.Â
Perusahaan biasanya akan menerapkan alat yang membuat budaya menjadi nyata dan terukur, menangkap pola perilaku karyawan, memantau perilaku dan mengevaluasi potensi ancaman orang internal, memungkinkan untuk menganalisis data budaya dengan lebih baik, serta melaporkan dan mengantisipasi budaya dalam perusahaan.
Perusahaan harus mengetahui bahwa budaya risiko tidak sepenuhnya terfokus secara internal melainkan juga diperlukan pandangan secara eksternal.Â
Suatu masalah akan muncul ketika perusahaan memiliki budaya yang hebat tetapi tidak selaras dengan persepsi pelanggan, investor, dan pemangku kepentingan eksternal lainnya, Hal ini yang menyebabkan sebagian besar program risiko budaya harus mempertimbangkan pandangan pihak eksternal untuk memahami keinginan pelanggan dan tren yang beredar.
Menurut (Manajemen Risiko Pasar Modal; Embun Prowanta; ISO31000; 2018), terdapat lima langkah dalam menerapkan kerangka kerja budaya risiko di perusahaan yaitu memberi pemahaman mengenai risiko dan manfaatnya untuk perusahaan, ,embentuk etika karyawan terhadap budaya perusahaan, membentuk lingkungan kerja yang mendukung terbentuknya budaya risiko, meningkatkan penerapan budaya perusahaan, serta membentuk dan menerapkan budaya risiko yang merupakan bagian penting dari buadaya perusahaan.