Mohon tunggu...
Frenda Yentin Madiana
Frenda Yentin Madiana Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kemana Larinya Anthurium?

25 November 2013   10:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:43 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anthurium atau gelombamg cinta merupakan salah satu tanaman hias yang pernah menjadi primadona. Bunganya yang indah serta karakter daunya yang elegan namun terlihat kuat memjadi daya tarik utamanya. Tanaman ini memiliki banyak marga, diperkirakan ada 1000 marga anthurium. sehingga membuat bunga ini terkesan eklusif dan mewah. ada dua jenis anthurium, yaitu anthurium jenis bunga dan anthurium jenis daun. Para pecinta tanaman hias berlomba-lomba mendapatkatn bunga ini, tentunya dengan merogoh kocek yang dalam, karena harganya bisa mencapai puluhan juta waktu itu. Harga benihnya saja bisa mencapai ratusan hingga jutaan rupiah. namun sepertinya mereka tidak mempedulikan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan tanaman ini, karena dipercayai dulu tanaman ini sebagai tanaman hias di taman kerajaan-kerajaan, dan di anggap sebagai tanaman dan bunga para raja jawa. anthurium atau biasa disebut sebagai gelombang cinta di Indonesia aslinya berasal dari Amerika serikat. Dan mulai dibudidayakan di Indonesia.

Tanaman ini dapat menyegarkan mata siapa saja yang memandangnya. warna daun yang hijau dengan efek gelombang-gelombang yang ada ditepinya sungguh menyejukan mata. bunga ini dapat menyegarkan dan menyejukan ruangab ketika diletakkan di dalam ruangan, karena pada hakekatnya tumbuhan ini menyerap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen.

perawatan tanaman ini ketika masih benih tergolong susah karena tumbuhan ini rawan mati apabila salah dalam perawatan. mengecewakan bukan apabila kita sudah membeli bunga ini dengan harga yang melambung tinggi namun akhir-akhirnya mati karena kita tidak dapat merawatnya. Anthurium atau gelombang cinta ini hanya dapat terkena sinar matahari sekitar empat puluh persen, jadi tumbuhan ini tidak dapat diletakkan di halaman yang terkena sinar matahari seratus persen. Apabila di taruh di dalam ruangan gelombang cinta harus seminggu sekali harus di sinari di bawah sinar matahari namun jangan terlalu lama. Waktu yang paling baik adalah antara jam sembilan sampai jam sepuluh. jenis tanaman ini juga tidak begitu suka dengan air, jangan sampai kelebihan dalam memberikan air, karena apabila kelebihan dan air yang berlebih itu akan membuat akar bunga ini busuk dan akhirnya mati. Perawatan yang tak mudah ini tak membuat para pecintanya berhenti untuk mengejar-ngejar dan membudidayakannya. Namun, tak jarang juga diantara mereka yang kapok dengan hal itu. mereka yang masih setia membudidayakan anthurium atau gelombang cinta ini boasanya teriming-iming dengan harga anthurium ketika dijual. Tahu sendiri kab bahwasanya jenis tanaman ini harganya sangat tinggi. Dan biasanya bunga ini digunkan investasi bagi para pencintanya.

Namun tak bisa dipungkiri belakangan ini, pesona anthurium mulai pudar bahkan terkesan dilupakan oleh masyarakat. Pesonanya yang dulu menggema di mana-mana sekarang seperti tertelan bumi. Bunga yang dulu diagung-agungkan kini tak tahu seperti apa nasibnya.Sepertinya masyarakat sudah bosan dengan tumbuhan yang satu ini, dan mungkin masyarakat juga mulai berpikir apa manfaatnya memelihara bunga ini, karena bunga ini sama halnya dengan bunga-bunga dan tanaman hias lainnya. Mungkin juga karena perawatan yang tak mudah dan harga yang terlalu tinggi membuat berkurangnya minat masyarakat. dan juga karena sudah banyak masyarakat yang memilikinya.Hal ini membuat para pembudidaya tanaman ini beralih kebunga lain dan tanaman hias lain namun tetap memeliharanya karena siapa tahu bunga ini akan buming lagi suatu saat. seperti waktu dulu ketika anthurium mencapai titik puncaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun