Mohon tunggu...
Freyja571
Freyja571 Mohon Tunggu... Arsitek, Dosen, Peneliti, Urbanist -

Mahasiswa Phd dalam bidang Architecture & Urbanism, praktisi arsitektur / Urban

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ayo Kuliah di Flanders - Belgia (Bag. 1)

12 November 2014   16:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:59 1787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang, kuliah di luar negeri merupakan impian. Apalagi kalau gratisan, bisa sambil travelling, sekaligus menabung. Tanpa bermaksud menganggap remeh lembaga pendidikan di dalam negeri, belajar di luar negeri dapat memberikan pengalaman hidup yang unik, serta memberikan keuntungan berupa jaringan kerja dari teman – teman mancanegara selama kuliah.

Negara – negara yang popular sebagai tujuan belajar para mahasiswa Indonesia, misalnya USA, Jepang, Australia, Singapura, atau bila di Eropa, negara yang popular adalah Jerman, Inggris dan Belanda. Belgia, negara yang juga berbahasa Belanda kurang popular di mata orang Indonesia sebagai negara tujuan. Padahal dari segi kualitas dan peringkat universitas tidak kalah dengan tetangga nya.

Artikel ini ditulis dengan maksud memberikan gambaran Belgia sebagai salah satu alternative negara tujuan belajar. Untuk itu, artikel akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mengenai perkuliahan di Belgia serta bagian dua yang menjelaskan mengenai beasiswa VLIR/UOS dari pemerintah Belgia.

Bag 1 – Kuliah di Flanders

Seperti di sebutkan di atas, negeri Belgia bukanlah negara yang popular sebagai negara tujuan belajar bagi mahasiswa Indonesia. Untuk itu, nama Flanders pasti lebih asing lagi bagi sebagian besar orang Indonesia. Ya, Flanders adalah wilayah Belgia utara yang berbahasa Belanda. Sedangkan separuh Belgia yang lain adalah wilayah Wallonia yang berbahasa Perancis. Di bagian timur Belgia, terdapat wilayah kecil berbahasa Jerman. Sedangkan Brussels, ibu kota Belgia merupakan wilayah dua bahasa, sekalipun bahasa Perancis lebih umum digunakan.

Universitas – universitas di wilayah Flanders termasuk universitas yang berkualitas dan diperhitungkan di dunia, meskipun tidak setenar universitas di Inggris, Jerman, atau bahkan Belanda. Sebagai contoh, KU Leuven yang berdiri sejak tahun 1425, terkenal sebagai universitas terbesar di wilayah Belanda, Belgia dan Luxembourg. Universitas ini berperingkat 55 dunia menurut “Times Higher Education”. Sedangkan University of Ghent berperingkat 90 dunia, University of Antwerp peringkat 170. Sebagai gambaran, Universitas Indonesia berperingkat 273 dunia.

Kuliah di negara yang berbahasa bukan Inggris kadang menjadi kendala. Namun universitas – universitas di Flanders, khususnya program Master kadang memiliki program berbahasa Inggris. Lagipula, secara umum, penduduk Flanders bisa berbahasa Inggris, sehingga dalam kehidupan sehari – hari pun, bersekolah di Flanders cukup nyaman. Keuntungan yang lain, yang saya perhatikan, score minimum untuk bahasa Inggris biasanya standard saja (misal toefl ibt 80). Akan tetapi, sekalipun persyaratan bahasa tidak terlalu tinggi, sangat dianjurkan untuk memiliki kemampuan berbahasa yang memadai. Saya ingin menekankan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris, yang mana, saya amati, sebagian besar mahasiswa Indonesia cenderung irit bicara, tidak suka adu argumen dengan rekannya. Hal ini bisa jadi merugikan. Karena di beberapa jurusan, cukup sering ujiannya berupa “oral exam”, atau presentasi yang dilanjutkan diskusi. Apa yang terjadi kalau kita tidak mampu menyampaikan apa yang ada dalam pikiran kita? Adapun yang dimaksud oral exam, biasanya tiap siswa akan diminta masuk ke ruangan sendirian, lalu si professor akan memberikan pertanyaan, siswa diberi waktu beberapa menit untuk mempersiapkan jawaban, dan terakhir diberi kesempatan menjawab.

Hal yang lain mengenai adu argument. Sifat khas orang Indonesia, biasanya cenderung enggan ribut – ribut, cenderung mau mengalah dengan teman sekelompoknya. Di satu sisi, siswa macam ini mudah diajak bekerja sama. Tapi mahasiswa dari benua lain, terkadang jadi hilang kesabaran. Mereka bisa menyangka kita bodoh dan tidak mau usaha. Lebih parah lagi kalau ternyata pendapat kita yang benar. Jangan pernah tidak percaya diri untuk adu argument. Sesekali, tidak perlu memusingkan grammar. Hajar saja! Yang penting sang professor dan teman – teman kita paham dengan apa yang kita sampaikan.

Hal yang tidak bisa ditoleransi di sini adalah mencontek atau plagiat. Siswa yang ketahuan plagiat tidak di luluskan. Terkait dengan kemampuan mengemukakan pendapat di atas, hal yang sangat dihargai dalam perkuliahan adalah kemampuan berpikir kritis. Di sini, untuk mendapatkan nilai yang baik tidak mudah. Dibutuhkan kerja keras dan kemampuan membagi waktu. Karena refreshing juga penting adanya.

Mengenai nilai, berbeda dengan Indonesia yang menggunakan system Amerika, GPA / IPK skala 1 – 4, dengan nilai berupa huruf. Di Belgia, nilai menggunakan angka 1 – 20. Batas lulus adalah nilai 10. Di bawah nilai 10, berarti harus mengulang. Nilai A, biasanya 16 ke atas. Namun, konversi ke system Indonesia juga tidak betul – betul persis seperti hitungan kalkulator. Contoh, nilai 12, kalau dikonversi langsung masih C, tapi berdasarkan website universitas, kadang nilai 12 dikonversi ke system Amerika menjadi B. Wajar juga, karena mendapat nilai 12 pun tidak mudah.

Biaya kuliah di universitas – universitas di Belgia, relative lebih murah dari negara sekitarnya. Jadi bagi anda yang berniat kuliah dengan biaya sendiri pun masih terjangkau. Rata – rata program master biaya pertahun hanya 1500 Euro, bahkan ada yang Cuma 600 an Euro. Ini bahkan bisa lebih murah lagi kalau diketahui kita berasal dari negara berkembang. Bandingkan dengan Belanda yang biaya pertahun sudah mencapai 5000 euro. Tapi ada program master tertentu, biaya kuliah sekitar 5000 an Euro juga.

Untuk biaya hidup, dari pengalaman saya, kita bisa bertahan hidup dengan 600 euro/ bulan. Termasuk makan dan tempat tinggal. Angka itu bahkan bisa lebih kecil lagi kalau kita masak sendiri. Namun, hal tersebut sangat tergantung gaya hidup yang bersangkutan. Biaya kost rata – rata untuk saat ini 350 an Euro. Untuk makan sehari – hari, barangkali karena saya masak sendiri, bisa hanya 25 Euro/minggu.

Bagi yang berminat melanjutkan pendidikan di Belgia, sebaiknya pertama – tama mempelajari terlebih dahulu jurusan yang di minati. Pelajari hingga syllabus perkuliahan, sehingga bisa mengetahui keunggulan dari jurusan yang ada serta kesesuaian dengan rencana study kita. Setelah itu, penuhilah syarat pendaftaran. Bagi yang membutuhkan beasiswa, bisa melihat di website universitas mengenai penawaran beasiswa yang ada. Atau bisa pula mendaftar beasiswa LPDP dari Departemen Keuangan Indonesia. Khusus bagi peluang beasiswa dari pemerintah Belgia, saya akan menuliskan di artikel selanjutnya.

Catatan: Artikel selanjutnya mengenai beasiswa ada di: http://edukasi.kompasiana.com/2014/11/20/ayo-kuliah-di-flanders-belgia-bag2-beasiswa-vlir-uos-704581.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun