Mohon tunggu...
Siska Novianti
Siska Novianti Mohon Tunggu... -

Lahir di jawa barat, kuliah di jogjakarta,tinggal menetap di bali.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ningsih...

23 September 2015   12:33 Diperbarui: 23 September 2015   12:59 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ningsih hanya terdiam sambil memperhatikan cicak yang berkejaran di rumah sebrang. Dia teringat kata-kata temannya kemarin sore waktu Ningsih mengantar dia belanja untuk persiapannya berangkat ke kota minggu depan. " Geus tong selang difikaran, hayu wee milu jeung urang kaditu..ke gampang neangan gawe mah, cicing we diurang heula nya" - ( sudah,ga usah difikir, udah ikut aja sama aku kesana..tar gampang nyari kerja, tinggal sama aku aja tar dulu ya ) -.

"Niiiiinnggg...nniinngg...ini atuh bantuin Emak disini, tong ngelamun ajaaahh...bentar lagih pesanan kue nya mau diambil Bu Kuwu"

"Iya mak..sebentar Ning kesana, lagi bebersih heula disini, banyak sampah na".

Ningsih bergegas ke belakang menemui Emaknya yang sibuk membungkus kue dan jajanan pasar lainnya kedalam wadah plastik. Emaknta Ningsih memang berjualan kue-kue dan kue jajan pasar, dititip diwarung atau pesanan dari warga sekitar. Abah Ningsih cuma seorang penjaga SD di kampung mereka, sambil sesekali mengurus kebun mereka yang tidak jauh dari rumah mereka yang berada agak dipinggir desa, serta mempunyai sepetak sawah yang tidak selalu menguntungkan setiap panennya, namun semua itu cukup untuk menghidupi Ningsih dan Bayu adiknya yang masih kelas 5 SD.

Setamat SMA, Ningsih berniat melanjutkan kuliah, namun apa daya, biaya yang tidak mencukupi, sehingga Ningsih hanya cukup sampai SMA. Kehidupan di desa di daerah pantai selatan sangat jauh dari harapan Ningsih yang ingin merasakan kemajuan zaman. Banyak kawan-kawan seangkatan yang pergi merantau, begitupun Ningsih yang ingin merantau, namun Emak sama Abah tidak mengijinkan. Hampir terpupus dari angannya, kalau saja minggu kemarin Ningsih tidak bertemu dengan Tina ,kawan sekolah SMP nya dulu. Tina tadinya kerja di kampung sebelah sebagai cleaning service di sebuah Hotel melati di kampung sebelah yang kebetulan tempat wisata pantai didaerah situ. Dan Tina ditawarin kerja di kota sama tamu bule langganan Hotel tempat dia bekerja yang sudah kenal lama sama Tina, semua untuk akomodasi dan kerjaan ditanggung sama si tamu tersebut, karena dia suka dan tertarik sama kerja Tina yang cekatan dan mau belajar bahsa Inggris walaupun terbatas. Singkat kata, waktu Tina pulang kampung untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk keberangkatannya, dia bertemu Ningsih yang sedang berjalan pulang dari pasar desa. Karena mereka memang lama tidak bertemu sejak lulus SMP. mengalirlah berbagai cerita dari keduanya, Ningsih yang ingin merantau ke kota dan Tina yang sedang bersiap-siap merantau.

" geus laaah, isuk panggih deui nya,cuang ngadongeng deui nyaaa... nu penting ceuk urang mah, hayu milu jeung urang ka kota, ek naon cicing wae didieu, ga bakal maju-maju Ning"- ( udah..besok kita ketemu lagi yaa, kita bercerita lagi..yang penting kata aku sih, ikut aja k kota, ngapain tinggal disini terus, ga bakal maju kamu Ning )-.

" kumaha atuh nya Tina, da urang sieun ku Emak jeung Abah..dulu pernah bilang mau ke kota, kalah aku teh dimarahin habis-habisan, cenah mah kamu ke kota mau ngapain?biar jauh dari pengawasan Emak sama Abah?bingung aaahhh urang mah Tin" -( gimana ya Tina, aku takut sama Abah Emak, dulu pernah bilang mau ke kota, yang ada dimarahin habis-habisana , kata mereka mau ngapain kamu k kota?biar jauh dari pengawasan emak sama Abah?jadi bingun Tin...)-.

Akhirnya setelah berbasa-basi sebentar, mereka berpisah dan berjanji besok akan bertemu lagi.

Entah percakapan apa yang terjadi antara Ningsih dan Tina, sepulang dari mengantar Tina belanja dari pasar, Ningsih terlihat buru-buru masuk kamarnya, dan membuka lemari dengan tergesa-gesa dan mengambil celengan dan memecahkannya, setelah dihitung mencapai sekitar Rp.600.000,-. Bergegas Ningsih memasukan uang tersebut ke dalam dompet nya dan keluar dari kamarnya setelah membersihkan bekas pecahan celengannya.

Beberapa hari sebelum keberangkatan Tina, Ningsih terlihat wira wiri ke rumah Tina sambil membawa keresek, waktu ditanya Emak atau Abahnya,Ningsih cuma bilang kalo itu barang pesenan temannya.

Sudah 3 hari sejak keberangkatan Tina ke kota, Ningsih menghilang dari kampungnya, Abah  Emak dan adiknya sibuk kesana kemari mencari sampai ke rumah Tina untuk mencari Ningsih, namun nihil, Ningsih bak hilang ditelan bumi. Keluarga Ningsih blum melapor ke Polisi, dikarena kan akses dan jarak yang lumayan jauh ke kantor polisi, bahkan alat komunikasi pun belum sampai ke desa itu, alhasil kaluarga Ningsih hanya sempat memberitahu ke keamanan setempat. Keluarga hanya berharap dengan cemas akan keberadaan Ningsh dan berdoa semoga Ningsih baik-baik saja dimanapun berada.

Sementara itu, satu bulan setelah menghilangnya Ningsih dari kampunya, di gugusan pulau diujung pulau jawa arah timur, disebuah pulau seribu pura, disebuah kawasan wisata turis,disuatu malam, terlihat segerombolan orang sedang berkerumun. Ada seorang perempuan berpakaian mini sedang menangis meraung-raung sambil mendekap sesosok tubuh perempuan yang diam tak bergerak dan bersimbah darah.

Tina dan Ningsih. Ya...Tina menangis meraung-raung sambil mendekap tubuh Ningsih yang sudah tidak bernyawa. Ningsih menjadi korban dari perkelahian di sebuah bar di sebuah pub malam di dekat pantai. Waktu itu Ningsih yang bekerja sebagai hostes di bar tersebut, melayani tamu asing di pub kepunyaan kenalan Tina sewaktu bekerja di Hotel di kampung sebelah. Setelah Ningsih meninggalkan orderan pertama dari tamu nya, Ningsih pergi ke counter untuk mengambil pesanan yang lainnya yang baru selesai, disaat itu, ada salah satu tamunya yang iseng menepok pantat Ningsih, Ningsih yang kaget dan kesal refleks melempar tray kayu yang dipegangnya dan mengenai kepala tamu tersebut, si tamu marah dan tidak terima dengan perlakuan Ningsih dan menendang Ningsih hingga terhuyung ke arah counter. Ada beberapa tamu yang kasihan dan membela Ningsih, hingga perkelahian antara yang membela Ningsih dan sang tamu yang dipukul Ningsih berlangsung. Disaat itulah sang tamu yang marah sama Ningsih memecahkan botol minuman dan bermaksud menusukkan pada si pembela Ningsih namun meleset, si pembela menghindar dan pecahan botol menancap di perut Ningsih yang berada dibelakang si pembelanya.Melihat kejadian tersebut, si penusuk langsung pergi kabur dari pub tersebut tanpa ada yang berhasil mencegahnya. Sedangkan Ningsih langsung limbung dan terkapar dengan tangan memegangi perutnya. Para pengunjung dan pegawai langsung berteriak histeris dan Tina yang waktu itu sedang keluar bergegas datang setelah dihubungi oleh salahsatu pegawai disitu. Tina langsung histeris melihat Ningsih sudah terkapar dan bersimbah darah. Agak lama baru Tina membawa Ningsih ke rumah sakit dan Ningsih tidak bisa terselamatkan. Dengan gontai Tina keluar dari rumah sakit dan menghubungi Boss nya dan memberitahukan keadaan Ningsih sembari minta ijin untuk memulangkan jenazah Ningsih ke orangtuanya.

Keadaan pagi hari itu di kampung Ningsih geger dengan sebuah teriakan histeris dari rumah di pinggir desa. Orang-orang berdatangan mencari tahu apa yang terjadi. Emak Ningsih tergeletak pingsan dihadapan peti jenazah di sebuah mobil ambulans di helaman rumahnya, sedangkan Abahnya hanya terduduk lemas seakan tak bertulang, ade nya menangis sesenggukan sembari merapat disebelah Emak nya. Seorang perempuan terlihat diam dan menunduk sambil manahan air matanya. Tina mengantarkan jenazah Ningsih ke kempungnya, perjalanan 1hari diperjalanan menambah kekusutan Tina selama menempuh perjalanan. Para tetangga yang datang mulai mengerjakan hal-hal yang sepatutnya dilakukan di keluarga yang tertimpa musibah.

Sore itu juga Ningsih telah kembali ke kampung nya, setelah hampir 2 bulan menghilang tanpa kabar.

Ningsih kembali ke pangkuan Emak dan Abah.

Ningsih telah menuntaskan rasa kepenasarannya untuk merantau.

Ningsh pulang berkalang tanah.

Tidurlah Ningsih, tempatmu di sini, disamping Emak dan Abah.

 

#suwung, 23-9-15/1340

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun