Mohon tunggu...
Freema H. Widiasena
Freema H. Widiasena Mohon Tunggu... Buruh - Cuman nulis ngasal ngawur abal-abal. Jangan pernah percaya tulisan saya.

Suka menyendiri dan suka bersama. Cuman nulis ngasal ngawur abal-abal. Jangan pernah percaya tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

BRI, Si Paling UMKM

9 Desember 2023   23:16 Diperbarui: 11 Desember 2023   09:25 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografik, diolah dari berbagai sumber. Grafis oleh aleefrahmanblenderian/simpleseru.

Lebih spesifik ke Himbara (Himpunan Bank Negara), hingga akhir September 2023 Himbara telah menyalurkan kredit untuk UMKM senilai Rp 1.600 triliun. Dari jumlah tersebut, 83%-nya merupakan pembiayaan yang dilakukan BRI.

Per September 2023 ini juga BRI menyalurkan kredit Rp 1.250,7 triliun, naik 12,5% secara year-on-year (yoy). Dari nilai tersebut, Rp 1.038,9 triliun atau 83,06%-nya disalurkan ke sektor UMKM. Bila dibedah lebih dalam, kredit UMKM BRI juga tumbuh 11,01% secara yoy.

Benarkah BRI se-UMKM itu?

Saya pribadi sangat yakin benar adanya. Jika kita coba mengkonfrontasinya dengan bukti empiris, akan kita temui kenyataan bahwa nasabah BRI memang bejibun banyaknya. Jika kita tanya ke rekan nongkrong ngopi, niscaya rata-rata mereka adalah nasabah BRI. Aplagi jika kita pergi ke pedesaan. Bila kita teliti secara acak, nyaris kita akan bertemu dengan nasabah BRI.

Jumlah kantor BRI juga jauh lebih banyak ketimbang bank lain. Dan yang datang ke kantor BRI, jika kita cermati, rata-rata juga pelaku UMKM. Ini bukan fakta tersembunyi sebenarnya. Ini adalah fakta terbuka yang kita semua mudah untuk mengetahuinya. Kenyataan bahwa BRI adalah si paling UMKM, niscaya memang benar adanya.

BRI Untuk Indonesia

Saat ini kita seperti sedang berada di masa transisi dari ekonomi konvensional ke ekonomi digital. Namun jika kita dalami, meski menimbulkan banyak perubahan -pusat perbelanjaan tutup dan jualan secara daring/online semakin menggurita-porsi UMKM tampaknya tidak berubah. Yang berubah hanya cara bekerjanya saja. Dari bertemu langsung dengan pembeli, menjadi bertemu melalui jagad maya.

Bagi pelaku UMKM, era digital tampaknya justru semakin menguatkan bisnis mereka. Jualan yang dulu terbatas di depan kios, kini bisa merambah ke banyak tempat melalu metode pemesanan, pembayaran, dan pengiriman yang semakin praktis dan efisien.

Beberapa bisnis yang awalnya juga hanya bisa dijalankan dalam skala besar, kini jadi bisa dijalankan dalam skala yang lebih kecil, merata, dan dilakukan oleh banyak pihak. Percetakan misalnya. Dulu kalender harus dicetak dalam jumlah banyak untuk memenuhi skala ekonominya. Kini dengan perkembangan digital dan mesin yang semakin mutakhir, kalender bisa dicetak dalam jumlah satuan sekalipun. Perkembangan seperti ini telah menimbulkan tumbuhkan lini-lini usaha baru yang sebelumnya belum ada atau ada namun hanya dalam skala bisnis besar.

Kita yakin, BRI pasti sudah mengikuti perkembangan semacam ini, mengadaptasikan diri dengan perubahan yang ada, dan menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi masa depan yang bisa jadi akan berbeda sama sekali. Digitalisasi BRI sudah lama berlangsung dan sudah luas diadopsi masyarakat. Lebih mendalam tentang BRi digital bisa disimak pada ulasan ini.

Yang menjadi tantangan, kami pikir justru diri kita sendiri sebagai pelaku usaha, khususnya UMKM. Perubahan itu memang keniscayaan, sesuatu yang pasti terjadi. Namun bisa jadi perubahan itu terjadi dengan begitu cepat dan terkadang ekstrem. Kita sebagai pelaku usaha, wajib untuk terus berbahagia dalam bekerja cerdas menghadapi masa depan yang selalu penuh dengan kejutan.

Sebagai penutup, saya ingin mengutip kutipan ini, dan selamat ulang tahun BRI. Sugeng tanggap warsa. BRI pasti akan tetap, terus, dan selalu memberi makna untuk Indonesia.

Sering orang bilang bahwa UMKM itu harus diadvokasi. Tidak. UMKM itu harus diedukasi. Lebih penting mengedukasi daripada mengadvokasi. Kenapa demikian? Mengadvokasi, kita menempatkan UMKM di bawah dan kemudian bank/lembaga keuangan itu di atas. Maka kemudian diadvokasi ke atas. Sesungguhnya kalau kita bisa edukasi, mereka bisa sejajar dengan bank atau lembaga pembiayaan. Maka sekarang kita fokus saja pada edukasi UMKM. -Sunarso, Direktur Utama BRI.-

  • Freema Bapakne Rahman. 
    Petani & pelaku UMKM.
    Penerima KUR melalui BRI.
    Tinggal di Kediri, Jatim.
    Dapat ditemui melalui Instagram HDW Farm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun