Mohon tunggu...
Freema H. Widiasena
Freema H. Widiasena Mohon Tunggu... Buruh - Cuman nulis ngasal ngawur abal-abal. Jangan pernah percaya tulisan saya.

Suka menyendiri dan suka bersama. Cuman nulis ngasal ngawur abal-abal. Jangan pernah percaya tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Pilih E34 atau E39?

26 November 2022   00:34 Diperbarui: 26 November 2022   00:38 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf Lik, konsultasi lagi. Setelah nyoba-nyoba, ternyata enak Seri 5. Kalo Seri 5 enaknya pilih E39 atau E34 ya Lik? Terima kasih sebelumnya."

Demikian inbox seseorang ke saya.


Lebih dari lima tahunan silam, saat harga beli apalagi biaya maintenis E39 masih (lumayan jauh) teramat mahal (dibanding E34), saya pernah "menasihati" seorang kawan yang hendak membeli E34. Seharian mati-matian saya nasihati pilihannya agar beralih ke E39 saja.

Kenapa?

Secara umum:

  • E39 lebih bermasa depan ketimbang E34. Tampangnya masih akan enak dilihat, masih up-to-date, hingga sekian tahun ke depan.

    Berbalik dengan E34 yang makin esok pasti akan makin jadul.
    Meski kala itu harga beli apalagi maintenis E39 masih (lumayan jauh) teramat mahal dibanding E34, tapi price vs value-nya sebenarnya udah dapet. Dan BMW itu punya ciri, dalam lima tahun ke depan semuanya yang masih teramat susah kala itu (susah = rumit, bukan = mahal) niscaya akan tertaklukkan oleh perkembangan jaman.

  • Artinya kalau pinginnya dipakai lama, maka E39 sudah bisa mulai dibeli sejak saat itu. Sekali lagi, karena price vs value-nya udah dapet. Kalo E60, masih jauh dari sisi keekonomisannya pada saat itu.
    Namun rekan saya tersebut ngeyel. Dia ngotot beli E34 saja. Dan maunya yang V8, enggak mau yang 6 cyls. Alasan dia, dia enggak membenci tampang BMW modern (yang kita anggap saja bergulir mulai E36, E38, E39, apalagi E46 dan seterusnya tentunya), namun doi lebih sangat terobsesi dengan tampang BMW klasik yang lampunya telanjang macam E34 gitu.

    (Belakangan doi juga nambah lagi E30 karena keklasikan dan karena ke-E30-annya yang kondang gitu plus sekaligus E36 4 cyls buat kaki harian di kemacetan).

Karena dia yang punya duit, akhirnya saya nyerah. "Nasihat" dan segala rayuan maut saya seharian penuh tentang E39 akhirnya mentah di belakang. Doi lantas meminang E34 V8.

***

Lima tahun (lebih) telah berlalu. Apa yang terjadi sekarang?

E34-nya malah makin cakep. Dirawat terus. Ya wajar orang dia punya duit. Terakhir E34-nya barusan dicat total. Cakep sih. Padahal biasanya saya agak suka enggak enak ngeliat BMW dicat ulang gitu.

Sepatunya juga dipasangi M-Par. Velg yang tampangnya timeless macam Alpina gitu.

Selebihnya, enggak ada aksesoris tambahan apapun. Ya kecuali bumper M-Tech (kalo enggak salah) yang terpaksa doi beli karena bumper depannya pecah.

Dan jika disandingkan dengan E39 -katakanlah dalam kondisi sama- sekalipun, saya yakin siapapun pasti bakal bilang cakep E34-nya. Minimal enggak kalah cakeplah mengingat umur/generasi E34 lebih tua dibanding E39. Karena apa?

Sederhana saja, kenyataan di lapangan kalau kita melihat mobil (yang lebih) baru itu lebih cakep ketimbang mobil lawas, ya wajar karena dia baru.

Tapi kalau ada mobil lawas yang kerawat dengan baik dan benar, maka sangat amat wajar jika kita nilai dia lebih cakep ketimbang si mobil baru. Ini efek psikologis yang bakal muncul di lapangan jika kita bisa mengkomparasikan keduanya sekaligus.

Kesimpulan saya: BMW itu semakin tua justru akan semakin cakep kalau terawat dan pas dandanannya.

Dan dandan BMW itu malah sederhana: cukup ganti velg saja atau plus pakai bodykit desain dari single-tuner. Jangan sekali-sekali bikin bodykit sendiri ala-ala -maaf- mopangan. Asli dijamin malah tambah norak!

Nah, sekarang kembali ke pertanyaan si Paklik: pilih E34 atau E39?

Lima tahun setelah saya mati-matian merayu teman agar ngangkat E39 kemarin itu, saat ini saya malah enggak bisa ngasih saran.

Saya mau sarankan E39 saja dengan alasan seperti kemarin plus lebih update lagi: harga ngangkatnya udah murah, maintenisnya udah semakin terjangkau, dan tampangnya juga masih kekinian;

rassanya koq saya eman/sayang: karena ternyata E34 yang cakep itu bisa relatif jauh lebih keren ketimbang E39 yang sama-sama cakepnya.

JADI saran saya: pertimbangkan bersama istri atau keluarga.

Karena sepengalaman saya, 9 dari 10 bapak-bapak yang pingin minang E34, batal dan gagal karena diveto oleh bini-bininya. Tapi dari bapak-bapak yang gagal minang E34 tadi, gagalnya bukan karena kemudian milih E39, melainkan bini mereka ternyata milih E36 atau sedikit yang ke E46.

Ternyata E34 vs E39 itu nggak comparable. Melainkan complementer.

***

Jadi harus pilih E34 atau E39?

Maaf, kali ini saya bener-bener enggak bisa ngasih saran apalagi nasihat.

Karena semakin ke sini, semakin saya sadari bahwa semua BMW itu kerennya sama, meski tahun/generasi dan teknologinya beda. Malah makin tua makin keren bila ia terawat dengan baik dan dandan dengan benar.

Silakan pilih dan njenengan putuskan sendiri (bersama keluarga). Saya angkat tangan.

- Freema Bapakne Rahman.
26 Januari 2020


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun