Mohon tunggu...
Tentang Seseorang
Tentang Seseorang Mohon Tunggu... lainnya -

seseorang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Preman Insyaf ....

26 November 2011   02:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:11 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang lelaki yang entah berasal darimana tiba-tiba saja datang ke sebuah desa yang agak terpencil, kedatangan orang asing akan dengan cepat tersebar di desa kecil itu, terlebih sosok pemuda itu yang mencurigakan, rambut gondrongnya tampak kusam berketombe menandakan ia telah berhari-hati tidak membilasnya, jaket dan celana jeansnya belel dan terkoyak di sana-sini, tas punggungnya tak lagi memiliki tali hingga tas itu digenggam oleh si pemuda, ia tak bicara sepatah katapun saat para penduduk desa berkerumun menanyakan siapa dia, darimana asalnya, dan mau apa ia di desa ini, ia tetap tak bergeming dan terus membisu, para penduduk semakin resah dan berprasangka, mungkin ia orang jahat, mungkin ia anggota kawanan perampok si bengis yang sedang memata-matai desa kita, dan sejuta prasangka buruk dari penduduk desa, mereka jadi waspada dan mulai menjauhi si pemuda, mereka mulai merasa ketakutan akan kehadiran seorang pemuda yang tak jelas identitasnya tersebut, si pemuda menatap nanar wajah para penduduk yang juga menatapnya penuh kecurigaan dan kewaspadaan, setelah agak lama si pemuda akhirnya beranjak, ia menyusuri jalanan desa itu diiringi tatapan waspada para penduduknya, tiba-tiba ia masuk ke kedai nasi milik seorang tua sesepuh desa itu, para penduduk semakin ketakutan, mereka takut bahwa nyawa sesepuh desa itu bakal terancam, di kedai itu si pemuda melemparkan tasnya ke sebuah meja di ujung kedai, ia lalu menghampiri si pemilik kedai yang tak bisa menyembunyikan ketakutannya, tangan tuanya bergetar, terlebih saat mata si pemuda itu yang kian merah menatapnya, pemuda itu memang beraura teror, ia pegang tangan tua pemilik kedai dengan tangan kirinya yang kasar lalu untuk pertama kalinya sejak ia masuk ke desa terpencil itu ia berkata, suaranya parau, katanya ''pak minta menu buat buka puasa, saya lapar sekalian sama es teh manisnya satu, gpl  gak pake lama ya'' katanya sambil meraih kerupuk pedas kesukaannya.
hehehe :p

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun