Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jakarta dan Problematika Energi Listrik

6 November 2023   01:29 Diperbarui: 6 November 2023   01:41 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penghematan energi listrik, bila tidak menggunakannya lagi. Sumber gambar:Kompas.com

Saat ini, kita semua mengeluhkan panasnya suhu bumi, akibat ulah manusia sendiri. Apalagi warga DKI Jakarta dan sekitarnya. Memang setiap tindakan akan kembali pada kita pelakunya, atau istilahnya apa yang komunikator ciptakan, pada waktunya ia sendiri yang menuai hasilnya, entah baik atau buruk, itulah konsekuensinya.

Hukum kausalitas atau sebab - akibat tak bisa dipisahkan dari keseharian kita. Terkadang hal remeh temeh yang kita jumpai, alami, lakukan, dan rasakan dampaknya, membawa kita pada permenungan yang makin mendalam, terutama pencarian jalan keluar/solusi dari tindakan kita sendiri.

Perihal tindakan, hidup di tengah kota metropolitan, segalanya tak mungkin berjalan, bila tak ada listrik.

Lebih spesifiknya adalah tempat tinggal kita, baik itu rumah pribadi, apartemen, kontrakan, dan lain sebagainya pasti membutuhkan sumber daya listrik.

Penggunaan energi listrik berlebihan juga tidak baik untuk panas bumi. 

Dikutip dari https://smkn4bdg.sch.id, dampak buruk dari penggunaan energi listrik yang berlebihan adalah terjadinya peningkatan suhu global, akibat panasnya energi listrik yang terlalu lama digunakan atau penggunaannya melebihi batas.

Pemborosan energi listrik juga dapat menyebabkan kemungkinan cuaca ekstrim di wilayah tertentu.

Menakar panasnya kota Jakarta dan sekitarnya belakangan ini, tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor.

Namun, kemungkinan besar adalah penggunaan energi listrik yang berlebihan.

Konkretnya adalah pengalaman kita dalam menggunakan energi listrik untuk charger hp, colokan buat kulkas, AC, speaker, dinamo air, rice cooker, dispenser, tv, kipas angin, tidak mematikan lampu, jika tidak menggunakannya lagi, dll.

Entah sadar ataupun tidak, kita memiliki kecenderungan untuk tidak mencabut charger hp dan segala peralatan elektronik yang di atas, kecuali kulkas, bila tak menggunakannya lagi.

Contoh kecil di atas saja sudah menunjukkan bagaimana kelalaian kita, terlebih dalam pemborosan energi listrik.

Jadi, kita jangan menyalahkan lagi pemerintah atau keadaan di kota metropolitan Jakarta mengenai cuacana yang panas.

Sebaiknya, kita mendisiplinkan diri dalam penghematan penggunaan energi listrik di tempat tinggal kita, sebelum kita mencari solusi yang berdampak lebih besar bersama dengan pemerintah setempat.

Untuk itu, kita kembali lagi pada hukum kausalitas di paragraf kedua tulisan ini. Di mana, tindakan kita akan berdampak pada kelangsungan hidup kita juga.

Bersyukur, bila tindakan kita dilandaskan pada kesadaran, akibatnya kita akan menuai hasil yang baik. Sebaliknya, bika kita lalai dan menganggap pemborosan energi listrik di rumah adalah hal lumrah, masalahnya pun akan kita sendiri yang rasakan dalam aktivitas harian.

Jadi, mari kita ciptakan lingkungan rumah kita dengan menerapkan penghematan energi listrik. Karena satu langkah kecil akan berdampak pada jutaaan orang di sekitar kita.

Instagram Penulis: @suni_fredy

Youtube: Tafenpah Group

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun