Menikmati jalanan beraspal yang lumayan mulai rusak, alias berlubang entah di tengah jalan, ruas-ruas jalan sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat yang ada di Desa Haumeni, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Umumnya jalan utama yang ada di Jalan Trans Timor sangat mulus, mulai dari kota Kefamenanu hingga PLBN Napan.
Namun, perjuangan beratnya ketika masyarakat yang ada di Kecamatan Bikomi Utara ini, khususnya Desa Haumen mulai terasa dari Cabang Sainoni, Nak Ana, Faotsuba, turunan cabang Oeana, Sobat, Maneno, Faotbijael hingga Nun Abtai.
Perjuangan ini juga akan semakin menguji adrenalin pengemudi, ketika melanjutkan perjalanan menuju Desa Buk hingga Sono, Kecamatan Bikomi Tengah.
Terlepas dari persoalan ini, sejatinya Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) beberapa kali memperbaiki jalan utama menuju Desa Haumeni beberapa tahun yang lalu.
Tapi, sejujurnya jalanan tersebut tidaklah bertahan lama. Entah, karena kualitas pengerjaan aspal yang kurang maksimal oleh pengelola, atau karena faktor alam yang kurang mendukung.
Tapi, pada intinya jalanan beraspal itu biasanya pas musim hujan semakin rusak.
Kerusakan jalan biasanya terjadi pada saat musim hujan ataupun pada saat mobil dengan kapasitas bermutan berat melintasinya.
Akibatnya, warga di Desa Haumeni, Baas, Buk, dan Sono menemui kesulitan menuju kota Kefamenanu.Â
Walau demikian, tapi karena kondisi kebutuhan berupa bahan pokok makan maupun urusan administrasi lainnya, mau tidak mau warga harus berjuang melewati jalanan berlubang tersebut.