Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis || Pegiat Konten Lokal NTT || Blogger Tafenpah.com

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group || Jika berkenan, mampirlah di blog saya Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Empati Pada Diri Sendiri, Lantaran Putus Sekolah Adalah Hal Biasa bagi Saya

5 Mei 2023   22:59 Diperbarui: 5 Mei 2023   23:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Empati Pada Diri Sendiri, Lantaran Putus Sekolah Adalah Hal Biasa bagi Saya | Sumber gambar: JurnalPost

Memutuskan untuk resign atau tidak melanjutkan studi di Perguruan Tinggi adalah hal biasa bagi saya. Karena pengalaman keluar dan masuk kampus sejak tahun 2019, 2021, dan 2023 menjadi jejak-jejak tak terlupakan dalam perjalanan hidupku di tanah rantau.

Merantau bukanlah perkara mudah! Karena sebagai anak sulung dengan kehidupan ekonomi yang pas-pasan di pelosok Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Desa Haumeni - perbatasan RI dan Timor Leste, menekuni pendidikan hingga Perguruan Tinggi adalah suatu keberuntungan.

Namun, karena ego dan keterbatasan finansial, akhirnya saya tidak berpikir panjang lagi, ketika menemui kesulitan, saya pun mengorbankan masa depan beserta impianku, demi bekerja dan membantu orang tua, membiayai diri sendiri di negeri asing.

Jeritan tangisan biasanya datang, ketika saya berada di lingkungan kerja. Di mana, nuansa skeptisme terus saya temui, di setiap saya melamar pekerjaan.

Namun, sebagai mantan mahasiswa yang hobinya drop out, tidak ada pilihan lain, selain saya terus belajar di sepanjang jalanan. Di samping berdiskusi, membaca banyak buku, berita maupun informasi apa saja di media sosial, mendengarkan sharing tetangga, dan siapa pun yang saya temui, akhirnya saya memahami bahwasannya pendidikan itu sangat penting.

Namun, karena keterbatasan finansial, mau bagaimana lagi. Jalan terbaik bagi saya adalah terus belajar dan mengupgrade diri.

Semakna dengan quotes dari Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, yakni: "Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah. Pendidikan tak berhenti di bangunan sekolah saja. Tapi juga di rumah, di jalan, dan di mana-mana."

Tentunya, quotes dari Ki Hadjar Dewantara ini sangat inspiratif. Tapi, pengaplikasiannya sangat rumit dalam kehidupan nyata. Bagaimana tidak, setiap saya maupun Anda yang melamar pekerjaan di perusahaan atau lembaga apa pun, persyaratan pertama dan utama adalah Ijazah.

Jika, Ijazah saya ataupun Anda maksimal SMA, sudah pasti benefit yang nantinya kita dapatkan adalah berada jauh dari mereka yang ber-Ijazah S1, S2, dan S3.

Kenyataan inilah yang saya alami di mana saya bekerja, entah di mana pun. Namun, jika saya memilih untuk menjadi seorang Kreator Konten, yang perlu saya miliki adalah banyak membaca, mengamati lingkungan sekitar, berefleksi, dan mendengarkan apa pun yang saya temui dalam keseharian. Hal demikian juga berlaku dalam dunia wiraswasta. Di mana yang perlu saya lakukana adalah bekerja keras, pandai membaca peluang, terus belajar hal baru, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun